Miris, Dana Talangan Asuransi Ini Rp 22 Triliun, tapi Pertanian Cuma Rp 3 Triliun

- 11 November 2020, 19:00 WIB
Mekanisasi pertanian padi di Bojongpicung, Cihea, Cianjur
Mekanisasi pertanian padi di Bojongpicung, Cihea, Cianjur /Dok UPJA Tabas Bojongpicung

JURNAL SOREANG- Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin l, sangat menyayangkan keberpihakan pemerintah kepada sektor pertanian yang masih dibawah harapan. Untuk menalangi Asuransi Jiwasraya saja pemerintah mengelontorkan anggaran sampai Rp 22 trooiun, tapi untuk tambahan anggaran pertanian hanya Rp 3 triliun.

"Segala pernyataannya yang menyatakan pentingnya sektor pertanian tidak didukung kebijakan yang menjadi bukti. Padahal sektor pertanian harus mendapat dukungan penuh agar menjadi besar demi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia," kata Andi Akmal dalam pernyataannya, Rabu, 11 November 2020.

Dia menyatakan, kebijakan tambahan anggaran sektor pertanian yang hanya 3 Triliun rupiah dibandingkan suntikan modal PT Asuransi Jiwasraya yang sebesar 22 triliun rupiah.

Baca Juga: Meski Buruh Ini Paling Rendah Upahnya, tapi Tidak Ada yang Memperjuangkan

"Bagaimana pertanian kita bisa besar bila kebijakannya nanggung seperti ini. Sementara Kementan kemarin cuma dapat tambahan Rp 3 triliun, namun pada saat bersamaan pemerintah menggelontorkan suntikan Rp22 triliun sebagai modal untuk penyehatan PT Asuransi Jiwasraya. Ini bukti nyata pemerintah belum sepenuhnya memberikan perhatian khusus terhadap sektor pertanian," cetus Akmal.

Legislator asal Sulawesi Selatan II berupaya bersikap jujur sehingga kerap memuji pada kinerja pemerintah bidang pertanian.
"Meski dinilai berkinerja baik, tapi masih ada sejumlah pekerjaan rumah bagi Menteri Syahrul. Pertama, manajemen internal, yang menurutnya masih berjalan sendiri-sendiri dan masih bersifat politis," katanya.

Kedua, terkait kepastian harga di tingkat petani. Akmal melihat, walau pemerintah sudah memberikan dana ke Perum Bulog untuk menjaga ketahanan pangan dan kepastian harga kepada petani, tetapi terkadang harga komoditas, seperti cabai, bawang, dan jagung masih di bawah harga pembelian pemerintah saat panen raya.

Baca Juga: Waduh, Mantan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI 2014-2019, Irgan Chairul Mahfiz Ditahan KPK

Selama ini, tambah Akmal, produksi sektor pertanian melimpah dan banyak pada sentra-sentranya. Akan tetapi tidak ada yang membeli pada saat panen raya dalam serapan yang signifikan menghabiskan stok di petani. ***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x