Inilah Akibat Bila Kental Manis Dianggap Susu

- 1 November 2020, 18:31 WIB
ILUSTRASI Stunting.
ILUSTRASI Stunting. //DOK. PIKIRAN RAKYAT/Pikiran Rakyat

JURNAL SOREANG- "Stunting" atau kekerdilan pada balita ternyata bukan hanya terjadi di daerah pedesaan melainkan juga di wilayah DKI Jakarta. Salah satu penyebabnya ternyata sepele yakni kebiasaan mengonsumsi susu kental manis (SKM) yang dianggap sebagai susu.

Hal ini terbukti dari haIl penelitian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Pimpinan Pusat  Aisyiyah. Hasil penelitian menyebutkan kekerdilan pada anak (stunting) disebabkan salah persepsi tentang SKM pada masyarakat yang berpandangan SKM sebagai susu bernutrisi tinggi.

“Kejadian 'stunting' pada balita di wilayah DKI Jakarta, salah satunya disebabkan pada kebiasaannya mengonsumsi susu kental manis,” kata Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Chairunnisa, seperti dikutip dari ANTARA, Minggu, 1 November 2020.

Baca Juga: Warga Cibiru Hilir Waswas, Tanggul Sungai Cipariuk Hampir Jebol

Dia menambahkan, penelitian tersebut mengambil sampel 630 responden ibu yang memiliki  balita usia di bawah lima tahun yang dilakukan di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Pusat pada September-Oktober 2020.

"Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 59,2 persen kejadian stunting pada balita di wilayah DKI Jakarta, salah satunya disebabkan pada kebiasaannya mengonsumsi SKM," ujarnya.

Ia mengatakan pemahaman tentang kental manis yang dianggap sebagai susu bernutrisi lengkap banyak dipengaruhi iklan di media massa.

Baca Juga: Dari Menjaga Kesehatan Jantung Hingga Cegah Anemia, Ini Manfaat Makan Pisang Tiap Hari,

"Dari penelitian itu menunjukkan persepsi masyarakat tentang kental manis dan kaitannya dengan gizi buruk. Ditemukan 49,6 persen ibu mendapatkan informasi bahwa kental manis adalah susu dari iklan di TV, radio dan media massa lainnya," ujarnya.

Halaman:

Editor: Sarnapi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x