Network
JURNAL SOREANG- Banyaknya masyarakat Indonesia yang masih menganggur terutama lulusan SMK bukan sebatas akibat kelemahan penguasaan ketrampilan. Dunia kerja juga membutuhkan etos dan budaya kerja.
"Rendahnya kualitas lulusan SMK saat akan memasuki lapangan kerja terutama soal etos kerja, tingkat kepatuhan kerja, dan kemandirian," kata Wakil Ketua Komisi X DPR, Absul Fikri Faqih, dalam pernyataannya, Jumat, 16 Oktober 2020.
Masalah pembentukan karakter ini, kata Fikri, merupakan pekerjaan rumah bagi pengelola pendidikan SMK. "Untuk memasuki dunia kerja kan harus dipersiapkan soal sikap profesional,” kata Fikri.
Baca Juga: Viral, Pria Tak Dikenal Bobol Kotak Amal Masjid Dinul Islam Bojong Emas
Karenanya, dia menekankan tentang perlunya setiap unit pendidikan vokasi melakukan kerjasama dengan dunia industri.
"Hal itu adalah mutlak, untuk mewujudkan komunikasi, link and match dengan komunitas industri nasional. Sehingga lulusan vokasi bisa terserap maksimal,” imbuh Fikri.
Peran pemerintah, lanjut Fikri, dalam hal ini adalah menyediakan data yang terpadu antara jenis-jenis kebutuhan industri dengan potensi lulusan vokasi agar dapat menjadi panduan dalam menelurkan kebijakan lanjutan.
Baca Juga: Arab Saudi Belum Izinkan Jemaah Umrah Asal Indonesia
“Karena itu, dibutuhkan koordinasi pemerintah pusat dalam hal ini Kemendikbud dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Demikian pula dengan Dinas Pendidikan provinsi dan Kab/kota berkoordinasi dengan Apindo dan Kadin di daerah,” tutur dia.
Terkait vokasi di perguruan tinggi, Fikri meminta peningkatan kualitas lulusan melalui tambahan keahlian yang disertifikasi menyesuaikan kebutuhan industri di lapangan.
“Lulusan ini diharapkan menjadi tenaga ahli karena kompetensinya, namun dunia industri butuh jaminan. Bukan sekedar ijazah, jadi ada semacam sertifikasi berstandar ISO atau internasional sebagai pengesahan keahlian mereka,” katanya.***
