Pesan Toleransi dan Persatuan Semua Komponen Bangsa Menggema di di Ribuan Titik Shalat Ied yang Digelar LDII

- 14 April 2024, 05:19 WIB
Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengajak warga LDII untuk pentingkan toleransi dan persatuan bangsa
Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengajak warga LDII untuk pentingkan toleransi dan persatuan bangsa /LDII/

JURNAL SOREANG - Warga LDII di seluruh Indonesia melaksanakan shalat Idul Fitri 1445 Hijriyah pada Rabu 10 April 2024 di berbagai lokasi di Indonesia.

Data yang dihimpun DPP LDII menyebutkan, warga LDII di seluruh Indonesia menggelar shalat Ied di ribuan lokasi dari Sabang hingga Merauke atau di 38 provinsi.

Baca Juga: Pahalanya Sangat Besar, LDII se-Jawa Barat Serentak Bagikan 30.000 Paket Takjil Berbuka Puasa

“Menyambut Hari Kemenangan ini, warga LDII di seluruh Indonesia melengkapinya dengan shalat Ied. Nasehat usai khotbah salat Ied, diisi dengan pesan-pesan toleransi, persatuan dan kesatuan, serta saling menghormati dalam berkeyakinan,” ungkap Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Tema tersebut selalu relevan dengan perjalanan bangsa Indonesia, yang terdiri dari beragam suku, agama, dan ras.

Bangsa Indonesia pun di era modern ini juga kian menyadari ikatan kebangsaan yang merajut keberagaman tak selamanya kokoh.

 

“Sifat pluralisme yang berbeda satu sama lain, berhasil disatukan bangsa Indonesia dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI,” tutur KH Chriswanto.

Namun, KH Chriswanto juga mengingatkan ideologi transnasional bisa terus menggerus “4 Pilar Konsensus Bangsa”, apalagi dipertajam dengan isu-isu ketimpangan ekonomi atau pembangunan.

“Maka, pesan kuat Idul Fitri dari DPP LDII adalah toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta penghormatan terhadap keyakinan. Dengan tiga hal itu, nasionalisme dapat diperkuat untuk mencapai tujuan pembangunan nasional,” imbuh KH Chriswanto.

Baca Juga: Dari Talkshow LDII: Pendidikan Anak Usia Dini Sangat Penting, Ini Faktor Penyebabnya Menurut Dokter

Ia berpendapat, dengan menganut demokrasi tiga hal tersebut mendapat ruang dan dukungan baik dari pemerintah maupun rakyat Indonesia.

Di dalam demokrasi, pemerintah memastikan rakyat mendapatkan hak-hak asasinya berupa hak hidup, beragama, berkeyakinan dan hidup sejahtera.

“Bahkan pemerintah juga memastikan melindungi hak hidup agama-agama dan berkeyakinan. Dan mayoritas melindungi minoritas, dan minoritas menghormati mayoritas. Itulah indahnya demokrasi,” katanya.

 

Menurutnya, di alam demokrasi berkeyakinan tidak boleh melalui paksaan. Untuk itu, sekelompok orang tidak boleh menyatakan paling benar lalu menyalahkan pihak lain di ruang publik, yang memicu kegaduhan.

“Termasuk pelarangan bagi kelompok tertentu untuk beribadah. Kecuali dengan jelas, terindikasi ingin mengubah dasar negara Pancasila dengan yang lain, dan tidak memiliki komitmen kebangsaan,” tegas KH Chriswanto.

Sementara itu, Sekretaris Umum DPP LDII Dody Taufiq Wijaya mengatakan, pesan mengenai toleransi, persatuan dan kesatuan, serta penghormatan terhadap keyakinan disuarakan LDII melalui tausiyah usai shalat Ied di ribuan lokasi di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Ikuti Sidang Isbat Ramadan 1445 H, LDII Gelar Rukyatul Hilal di 73 Titik, Berikut Hasilnya

Selain kerap dilontarkan di pengajian-pengajian di majelis taklim LDII, penguatan kebangsaan melalui salat Ied bisa menjangkau khalayak yang lebih luas.

“Warga LDII bisa dipastikan hampir 100 persen hadir saat shalat Ied, warga masyarakat di sekitar lokasi salat Ied juga bisa mendengarkan pesan-pesan kebangsaan tersebut,” ujar Dody.

DPP LDII menurutnya, membuat tema kebangsaan tersebut sebagai materi untuk tausiyah usai salat Ied.

 

Tema tersebut kemudian diperdengarkan kembali oleh para penasehat agama untuk para jamaah salat Ied.

“Sehingga pesan berantai tersebut teramplifikasi dengan baik, menjangkau umat dan membangun kesadaran mengenai nasionalisme dan menghormati kebebasan beragama serta berkeyakinan,” tutur Dody.

Tanpa penghormatan terhadap hak dasar itu, negara dan bangsa Indonesia sulit untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan sebagai modal pembangunan nasional.

Baca Juga: Presiden Jokowi Shalat Jumat di Masjid Agung Kota Medan, Begini Pesan Khatib yang Sangat Menyentuh Hati

Peradaban modern hari ini, menurutnya ditantang oleh isu-isu rasisme dan radikalisme.

“Bila kita terjebak dalam isu-isu itu, kita seperti mundur 1.000 tahun ketika orang mempertentangkan agama untuk tujuan politik. Dan itulah yang membuat negara-negara besar di abad pertengahan mengalami kemunduran,” pungkasnya.

Sekum DPP LDII ini menegaskan, keunikan bangsa Indonesia sebagai masyarakat yang majemuk, merupakan modal besar dalam pembangunan nasional.

 

Di sisi lain, perbedaan tersebut harus dikelola agar kita tetap satu sebagai bangsa.

Sementara itu, Ketua DPW LDII Jawa Barat, Dicky Harun menambahkan, antusiasme dari warga dan simpatisan LDII pada lebaran ini terlihat dari banyaknya titik pelaksanaan shalat ied.

Tercatat sebanyak 341 titik melaksanakan shalat ied yang tersebar di 27 kota/kabupaten se-Jawa Barat.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan Ibu Iriana Tunaikan Salat Idulfitri di Masjid Istiqlal, Begini Pesan Penting Khatibnya

"Pelaksanaan shalat ied ada yang di halaman masjid, di halaman pondok pesantren, bahkan di lapangan terbuka juga ada," pungkasnya.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah