“Harapannya, isu lingkungan dan perubahan iklim menjadi perhatian bersama dan bisa menjadi perbincangan serta agenda yang diusung oleh para kandidat capres, pilkada maupun pileg yang akan bertarung di Pemilu 2024,” ujarnya.
Salah satu upaya menguatkan isu lingkungan bisa dilakukan dengan memperkuat literasi media mengenai masalah iklim dan lingkungan di berbagai daerah yang melibatkan media arus utama, media komunitas maupun para pemuda pegiat konservasi di daerah.
Kemampuan menggunakan platform media baru untuk mengangkat masalah iklim dan lingkungan di wilayah mereka menjadi penting dilakukan, media dan jurnalis harus menjadi mitra kolaboratif pemuda untuk aksi iklim.
“Penting untuk memberi lebih banyak ruang untuk suara pemuda di media. Mereka harus didorong untuk menjadi pemimpin opini, mewakili berbagai komunitas untuk bersuara dan menuntut komitmen iklim dari politisi di wilayahnya masing-masing,” ujarnya.
Workshop sendiri digelar di lima kota yang mengalami kerusakan lingkungan, kawasan investasi sumber daya alam, dan daerah dengan kasus pelanggaran HAM, bencana dan kesenjangan sosial.
“Harapannya, jurnalis dan jurnalis warga mendorong komitmen dari penyelenggara Pemilu dan politisi lokal untuk membawa isu-isu lokal yang berkaitan dengan lingkungan ke dalam agenda politik,” tandasnya.
Pada hari kedua, peserta mengikuti dengar pendapat dengan penyelenggara pemilu dan politisi.
Kegiatan ini diharap bisa mendorong narasi perubahan iklim dan isu yang berkaitan dengan lingkungan ke dalam kampanye dan debat kandidat calon kepala daerah.