Network
JURNAL SOREANG - Buzzer merupakan seseorang yang bertugas menyampaikan sebagian atau serangkaian informasi secara berulang untuk ditujukan pada pembaca yang lebih luas. Seiring berjalannya waktu, buzzer tidak hanya digunakan untuk keperntingan marketing atau penasaran sebuah perusahaan, namun merambah ke politik.
Salah satu akun Twitter mengungkapkan bahwa dia ditawarkan salah satu agency untuk endorse program hilirisasi yang digaungkan oleh Presiden Jokowi. Seperti apa tawarannya? Bagaimana ceritanya?
Dikutip Jurnal Soreang dari cuitan akun Twitter #99 @PartaiSocmed yang diposting pada 29 Juli 2023, ia membuat cuitan yang menyebut bahwa agency perusahaan BUMN menghubunginya meminta endorsement. Karena ia menawarkan harga yang mustahil, akhirnya agency yang bekerjasama dengan perusahaan BUMN itu tidak menghubunginya lagi hingga artikel ini dibuat. Melanjutkan cuitannya, akun Twitter @PartaiSocmed juga membagikan tangkapan layar yang berupa DM Twitter yang diduga berisi percakapan antara mereka dengan agency tersebut.
Baca Juga: Daftar 15 Kota Terbersih di dunia, Adakah Jakarta
Ciutan itu dibalas oleh akun Twitter kowe sopo?!! @Allisyahbanaa yang meminta agar bukti lebih banyak. Permintaan netizen itu dibalas oleh @PartaiSocmed dengan tangkapan layar percakapan dengan salah satu agency tersebut di Twitter perihal endorsement. Agency tersebut memberikan bukti akun Twitter yang merupakan buzzer yang menerima endorsement program hilirisasi. Diantaranya adalah akun Twitter @Paltiwest dan @Aryprasetyo85.
Bukti yang dibeberkan @PartaiSocmed direspon oleh Arya Mahendra Sinulingga, Staf Khusus III Menteri BUMN melalui akun Twitter @AryaSinulingga dengan meminta perusahaan BUMN mana yang dimaksud.
Akun @PartaiSocmed langsung merespon dengan menyebut agency perusahaan BUMN tersebut bekerjasama dengan MInd (Minning Industry) untuk endorsement program hilirisasi. Mereka juga memberikan tangkapan layar yang memperkuat agency tersebut memang ada kerjasama dengan MInd dan tawaran endorsement.
Baca Juga: 6 Pekerjaan Ini Digaji Sampai Rp700 Juta, Tapi Sepi Peminat?
