Dalam setiap sistem negara, tampaknya selalu ada ekses dari aksi massa yang sulit dikendalikan atau dihilangkan.
Namun, bagi para legislator, tampaknya suara mayoritas masih menjadi tolok ukur untuk mengukur tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Dewan Perwakilan Rakyat.
"Itu kita namai saja sebagai 'democrazy'. Bagi yang di parlemen itu seperti kami, yang penting apakah kemudian mayoritas rakyat kita yang menjadi pemilih itu masih mau berpartisipasi dan memilih kembali atau tidak," ucap Arsul.
Baca Juga: Mengharukan! Seorang Anak Kembali Bertemu Ibunya Setelah Sekian Lama Ditinggal
"Kalau mayoritas pemilih kita masih gunakan hak pilih dan masih memilih mereka atau partainya yang sudah ada di parlemen ya maka ekpresi-ekspresi seperti itu hanya ketidakpuasaan sesaat sekelompok orang saja yang suka ribut kebablasan," tutupnya.***
Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, YouTube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang