Menjelang Idul Adha 2023, 5 Daerah Ini Miliki Tradisi Unik Sambut Hari Raya Idul Adha

- 28 Juni 2023, 10:12 WIB
Ilustrasi Tradisi Unik Sambut Hari Raya Idul Adha
Ilustrasi Tradisi Unik Sambut Hari Raya Idul Adha /Indonesia.travel

JURNAL SOREANG - Bagi penganut agama Islam, Hari Raya Idul Adha adalah perayaan keagamaan yang sangat dinanti-nantikan. Saat yang bersamaan dengan musim haji, merupakan kesempatan yang tepat untuk menumbuhkan rasa empati dan perhatian terhadap sesama. Hari Raya Idul Adha biasanya ditandai dengan penyembelihan hewan kurban seperti sapi, kambing, atau domba, dan membagikan dagingnya kepada orang yang membutuhkan. Selain itu, terdapat tradisi unik yang berbeda-beda dalam perayaan Hari Raya Idul Adha di beberapa daerah di Indonesia. Berikut 5 daerah di Indonesia yang memiliki tradisi unik menyambut hari raya idul adha.

1. Apitan

Perayaan Apitan dalam rangka Idul Adha umumnya dirayakan di Semarang. Apitan merupakan wujud terima kasih atas nikmat hasil bumi yang diberikan oleh Sang Pencipta. Di Semarang, perayaan ini biasanya dimulai dengan pembacaan doa dan dilanjutkan dengan parade hasil pertanian dan peternakan yang kemudian dibagikan secara adil kepada masyarakat setempat. Tradisi ini diyakini sebagai kebiasaan para Wali Songo sebagai ungkapan rasa syukur dalam merayakan Idul Adha. Selain parade hasil pertanian dan peternakan, pengunjung juga dapat menikmati hiburan khas budaya lokal.

Baca Juga: Rumah Barbie Hadir Dalam Ukuran Besar, Malibu Dreamhouse Airbnb Ini Bisa Disewakan

2. Manten Sapi

Manten Sapi adalah praktik adat yang dilakukan oleh masyarakat Pasuruan. Hal itu sebagai bentuk rasa syukur dan hormat terhadap hewan kurban yang akan disembelih. Menariknya, sapi kurban didandani secantik mempelai wanita. Hewan tersebut juga dihiasi dengan kalung bunga tujuh warna, kemudian dibungkus dengan kain kafan, sorban, dan sajadah. Dalam tradisi ini, kain kafan melambangkan kesucian orang yang berkorban.

3. Grebeg Gunungan

Perayaan Grebeg Gunungan yang diadakan oleh warga Yogyakarta, terlihat serupa dengan perayaan Apitan di Semarang. Umat muslim Yogyakarta akan mengarak hasil panen dari halaman Keraton hingga Masjid Gede Kauman. Prosesi pengangkutan hasil panen ini terdiri dari tiga gunungan yang terbuat dari berbagai jenis sayur dan buah-buahan. Di Yogyakarta, kegiatan ini diperingati pada hari besar agama Islam. Grebeg Syawal dilaksanakan pada Idul Fitri, sementara Grebeg Gunungan diselenggarakan saat merayakan Idul Adha.

Halaman:

Editor: Josa Tambunan

Sumber: indonesia.travel


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x