Jelang Pemilu 2024, PP Persis Tegaskan Sikap Politik dengan Jalan Politik Dakwah, Ini Maksudnya

- 21 Juni 2023, 07:30 WIB
Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), Ustaz Jeje Zaenudin (kiri) dan Sekretaris Majelis Penasihat Persis Prof. Dr. H. Dadan Wildan menyampaikan bahwa filosofi politik Persis adalah politik dakwah.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), Ustaz Jeje Zaenudin (kiri) dan Sekretaris Majelis Penasihat Persis Prof. Dr. H. Dadan Wildan menyampaikan bahwa filosofi politik Persis adalah politik dakwah. /Istimewa /

JURNAL SOREANG - Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), Ustaz Jeje Zaenudin menyampaikan bahwa filosofi politik Persis adalah politik dakwah.

Dalam bahasa lain, politik dakwah adalah politik nubuwah atau politik profetik yang menekankan kepada kekuatan dan kepemimpinan moral-spiritual.

"Oleh karena itu, memikirkan dan mengerjakan apa yang berdampak pada kemanfaatan, kemajuan, dan kejayaan umat lebih penting dan lebih didahulukan daripada berkontestasi atau berkompetisi siapa yang melakukannya," demikian urai Ajengan Jeje dalam menjawab pertanyaan awak media yang sengaja menyambangi di kantor Pimpinan Pusat Persis, Rabu 21 Juni 2023.

Baca Juga: Pesantren Al Zaytun Meresahkan Kaum Muslimin, Begini Desakan Ketua Umum PP Persis

"Ini tentu saja tidak berarti kita boleh mengabaikan dan menyepelekan kepemimpinan formal-struktural," sambungnya.

Ustaz Jeje menjelaskan, Persatuan Islam (Persis) berpegang kepada visi dan misi politik dakwah yang mengutamakan bagaimana bisa memberi peran, partisipasi, dan kontribusi terhadap kebaikan dan kemajuan umat, daripada sekadar perebutan posisi dan jabatan.

"Dalam teori dakwah, kontribusi positif bisa dilakukan oleh siapa pun, di mana pun, dan jabatan apa pun. Tidak melulu harus tergantung kepada posisi jabatan struktural," ujarnya.

 

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x