Raker Bangga Kencana, Presiden Jokowi: Stunting Bukan Hanya Urusan Tinggi Badan

- 19 Juni 2023, 13:41 WIB
Presiden Jokowi memberikan keterangan pers usai membuka Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah tahun 2023.
Presiden Jokowi memberikan keterangan pers usai membuka Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah tahun 2023. /Foto: Humas setkab/Rahmat

JURNAL SOREANG - Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo menegaskan masalah kekerdilan pada anak atau stunting bukan hanya urusan tentang tinggi badan seorang anak tetapi juga kemampuan kognitif dan kekebalan tubuh pada anak.

Hal ini disampaikan orang nomor satu di Indonesia itu saat membuka Rapat Kerja Nasional Program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana) dan Penurunan Stunting di Jakarta pada, Rabu 25 Januari 2023 lalu.

Menurutnya dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak.

Baca Juga: KKP Hitung Kuota Penangkapan Ikan di Tiap Zona, Plt Direktur: Besaran Kuota Disusun Atas Data dan Proses

Jokowi menginstruksikan target menurunkan angka stunting menjadi 14 persen di 2024 harus bisa dicapai. Dengan kerja bersama, menurut dia, pencapaian target tersebut tidaklah sulit.

"Asal semuanya bekerja bersama-sama. Karena kita kalau di ASEAN ini (peringkat stunting) masih berada di tengah-tengah. 21,6 persen itu di tengah-tengah, tapi nanti kalau sudah masuk ke 14 persen baru kita berada di bawahnya Singapura sedikit," tegasnya.

Berdasarkan laporan menteri kesehatan, persentase stunting tertinggi terjadi di lima provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Aceh, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tenggara. Namun, jika dihitung secara jumlah, persentase terbanyak ada di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Banten.

Jokowi mengatakan apabila jumlah tersebut bisa dimiliki berdasarkan nama dan alamat, maka penyelesaian masalah itu bisa mudah karena sasarannya menjadi jelas.

Baca Juga: PT KAI Tutup Perlintasan Liar Depok-Citayam Buntut Angkot Tertabrak KRL Hingga Ringsek

"Karena yang saya lihat di Sumedang, aplikasi platform itu bisa memonitor per individu, kebutuhannya apa, bisa dicek semuanya lewat platform yang dimiliki. Jadi, mestinya kita harus secepatnya secara nasional memiliki itu, sehingga tembakannya jelas, sasarannya menjadi jelas," tegasnya.

Halaman:

Editor: Rustandi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x