Menurut ibupenjual dawet tersebut baik polisi dan suporter tidak bisa disalahkan dalam tragedi yang sudah menelan lebih dari 100 korban jiwa tersebut.
Namun ia menekankan bahwa suporter tidak menerima kekalahan Arema FC di kendang sendiri saat melawan Persebaya Surabaya.
“Makanya kita itu gak bisa menyalahkan polisinya, juga gak bisa menyalahkan suportenya. Karena suportenya itu, intinya di aitu gengsi kenapa bisa kalah di kendang sendiri,” ungkapnya.
Ibu penjual dawet itu mengatakan bahwa dirinya sehari-hari berjualan di sebelah pintu Gate 3 Stadion Kanjuruhan, Malang, tidak hanya dawet, ibu itu pun mengaku bahwa dirinya menjual kopi.
Namun, netizen yang sering mengunjungi Stadion Kanjuruhan bahwa sebelum kompetisi Liga 1 Arema FC vs Persebaya Surabaya yang berakhir ricuh pada Sabtu, 1 Oktober 2022 mengaku tidak pernah bertemu dengan sosok ibu penjual dawet tersebut.
Diketahui bahwa di bagian luar Stadion Kanjuruhan ada beberapa kios yang diisi oleh para pedagang. Para pedagang tersebut mengaku sudah lama berjualan di Stadion Kanjuruhan, baik sedang musim pertandingan maupun tidak.
Baca Juga: Film Horor Pamali Kisahkan Apa? Berikut Sinopsis dan Jadwal Tayangnya di CGV Bandung
Para pedagang yang mengetahui viralnya rekaman kesasksian ibu penjual dawet pun mengaku tidak pernah menemukan sosok penjual dawet di Gate 3 dan di wilayah Stadion Kanjuruhan.