JURNAL SOREANG - Liga 1 Indonesia tengah jadi perbincangan dunia usai tragedi suporter usai pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kajuruhan.
Usai dikalahkan Persebaya dengan skor tipis 3-2, sebagian suporter Arema merangsek ke tengah Stadion Kanjuruhan yang dihalau oleh petugas dengan salah satunya tembakan gas air mata.
Akibatnya suasana menjadi chaos ketika suporter Arema berusaha keluar dari Stadion Kanjuruhan dengan saling berdesakan yang mengakibatkan saling injak.
Baca Juga: Cetak Hattrick Erling Haaland Menyamai Rekor Cristiano Ronaldo Hanya dengan 8 Pertandingan
Dalam insiden ini setidaknya 125 orang dilaporkan meninggal yang terdiri dari orang dewasa, remaja, anak-anak dan dua dari kepolisian.
Menyoroti hal tersebut anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Komnas HAM, Choirur Anam, menyebut adanya pelanggaran HAM dalam insiden berdarah tersebut.
"Beberapa informasi yang kami dapatkan, kekerasan memang terjadi," kata Choirul Anam, Senin 3 Oktober 2022, dikutip dari ANTARA.
Beberapa kekerasan yang terbukti dilakukan adalah tendangan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap suporter. Bahkan, ketika suporter Arema sedang berjalan kaki di pinggir lapangan, kekerasan masih dilakukan aparat keamanan.