JURNAL SOREANG- Pemilik akun Twitter @LIBRA_12, klaim dirinya sebagai salah satu penonton yang selamat dari insiden ricuh Arema FC vs Persebaya.
Diakun Twitter miliknya, ia mencoba membeberkan kronologis kejadian ricuh usai laga Arema FC vs Persebaya, versi dirinya.
Diawal laga, tidak ada situasi atau gelagat yang mengarah pada kericuhan, yang ada hanya suporter Arema FC melontarkan spywar ke arah pemain Persebaya.
Namun pada saat jeda istirahat babak pertama, ada dua atau tiga kericuhan di tribun 12-13, namun tidak berlangsung lama, dan bisa diamankan oleh pihak berwenang.
Semua aman-aman saja, cuman para suporter Arema FC yang nampak greget melihat serangan tim kebanggaannya tidak membuahkan hasil.
Hingga peluit akhir dibunyikan wasit, seperti diketahui Arema FC tidak berhasil menyamakan kedudukan, apalagi merubah skor.
Baca Juga: Gas Air Mata, Jadi Sorotan di Insiden Kericuhan Yang Terjadi di Laga Arema FC vs Persebaya, Ada Apa?
Menurut pemilik akun Twitter @LIBRA_12, dari sinilah riak-riak biang kericuhan mulai nampak terlihat.
Merasa tidak bisa memberikan kemenangan kepada suporternya, jajaran pelatih dan manajemen mendekati tribun timur.
Menurut penglihatan @LIBRA_12, mereka nampak terlihat memperlihatkan gestur tubuh memohon maaf.
Baca Juga: Insiden Arema FC vs Persebaya, Bisakah Pengaruhi Rangking Sepakbola Indonesia di FIFA?
Disisi lain, ada sala satu suporter di tribun selatan, yang nampak terlihat nekat memasuki lapangan mendekati Sergio Silva dan Adilson Maringa.
Nampaknya, suporter yang lain ikut terprovokasi untuk ikut turut serta turun ke lapangan untuk meluapkan kekecewaannya kepada para pemain Arema FC.
Nampak terlihat, salah satu pemain Arema FC yakni Jhon Alfarize mencoba memberi pengertian kepada oknum suporter.
Namun nyatanya, semakin banyak suporter yang mulai terpancing untuk masuk ke lapangan.
Tidak hanya itu saja, lemparan pun mulai nampak terlihat kearah lapangan dan suporter, makin nampak tidak terkendali.
Keadaan tersebut, nampak semakin tidak terkendali dan aparat keamanan pun melakukan tindakan untuk mengamankan ulah oknum suporter.
Beberapa tembakan gas air mata pun, akhirnya di tembakan oleh aparat untuk menenangkan situasi.***