JURNAL SOREANG- Memasuki hari kedua di titik singgah Baubau dan Buton 9 Juni 2022, Laskar Rempah menuju Desa Bajo Bahari, Buton, untuk menyaksikan adat istiadat dan merasakan kehangatan interaksi dengan Suku Bajo.
Di desa tersebut, peserta berdialog langsung dengan warga asli Bajo terkait budaya bahari yang diturunkan oleh nenek moyang sejak masa lampau dan masih lestari hingga sekarang.
Di atas perairan Buton inilah, peserta bisa melihat perkampungan orang-orang Bajo yang terapung di lepas laut.
Selain memiliki sejarah yang panjang tentang Jalur Rempah, Buton juga dikenal terkait dengan suku Bajo. Bajo adalah bangsa pengelana lautan yang turut meramaikan perniagaan laut Nusantara, berpindah dari satu titik ke titik lainnya di perairan Nusantara, bertahan dengan mengembangkan budaya bahari dan maritim yang terus berkesinambungan.
Tokoh Adat Desa Bajo Bahari, Si Muswar mengatakan bahwa Suku Bajo sejak dulu terkenal sebagai pengembara laut.
"Nenek moyang Suku Bajo menggantungkan hidupnya di laut, bahkan dulu ketika belum punya rumah, mereka tinggal di atas perahu sope," ujarnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, mereka mulai membangun rumah-rumah panggung sebagai tempat tinggal di atas permukaan laut dan menetap di kawasan ini.
Baca Juga: Indonesia Akan Usulkan Jalur Rempah Sebagai Warisan Budaya Dunia yang Diakui UNESCO