Hati-hati pada Orang yang Suka Pamer Tapi Ujungnya Menipu, Ini Ciri-cirinya Menurut Rhenald Kasali

- 3 Maret 2022, 14:00 WIB
Waspadai flexing yang ujung-ujungnya penipuan.
Waspadai flexing yang ujung-ujungnya penipuan. /YouTube Prof. Rhenald Kasali

JURNAL SOREANG - Akhir-akhir kini publik dihebohkan dengan adanya kasus dugaan penipuan binary option. Tidak tanggung-tanggung, para korbannya mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Dalam kasus ini, polisi sudah menetapkan seorang tersangka yang seorang influecernya, yakni Indra Kenz yang terkenal dengan Crazy Rich Medan.

Sebelum dilaporkan korbannya, Indra Kenz memang terkenal dengan orang yang super kaya. Dimana tidak jarang unggahannya di media sosial, dia selalu memamerkan
kekayaannya, dan membeli barang-barang mewah dengan mudah.

Baca Juga: Berikut Kpop Idol Yang Berulang Tahun di Bulan Maret 2022, Ada Suga BTS dan Lisa BLACKPINK

Pamer harta ini sebenarnya merupakan flexing dan flexing merupakan alat marketing. Harapannya tentu agar orang akan tertarik untuk mendapatkan hal yang sama dengan cara yang mereka lakukan.

Pakar Bisnis, Rhenald Kasali menuturkan, sebenarnya tidak semua flexing adalah penipuan. Namun tindakan itu ada kecenderungan ke arah penipuan.

"Kalau marketing itu adalah win-win, karena basisnya adalah customer satisfaction. Customer merasakan pengalaman proses yang menyenangkan dan kemudian bisa bercerita
lagi pada orang lain hingga mendatangkan customer lagi.

Tapi dalam kasus penipuan adalah Win lose. Anda hanya dibuat senang di depan, setelah itu anda akan menderita," katanya dalam kanal Youtube pribadinya beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pelaporan Doni Salmanan Ditangani Direktorat Berbeda dengan Indra Kenz, Whisnu: Enggak Apa-apa

Agar tidak ada orang yang tertipu kedepannya, Rhenald menjelaskan ada ciri-ciri dalam flexing yang dilakukan orang-orang yang tidak bisa dipercaya, terutama dalam hal
investasi.

Dituturkannya, ciri yang pertama yakni omongannya selalu soal harta, uang, dan mudah. Padahal kita kita harus hati-hati karena sebenarnya segala hal tidak ada yang mudah, tidak ada yang murah, tidak ada proses yang begitu cepat.

"Kalau orang bicaranya hanya uang, uang, uang dan uang, di kepala dia hanya uang," ujarnya.

Ciri selanjutnya, mereka akan menggunakan cara-cara yang bisa membuat anda percaya. Bahkan terkadang agar masyarakat percaya mereka menggunakan agama.

Baca Juga: Mengapa Memilih Karakter Lee Ho Chul di Drama Korea A Superior Day? Jin Goo: Dia Cukup Kuat

Ciri lainnya mereka tidak mempunyai empati. Dimana saat pandemi yang banyak orang susah namun pelaku flexing ini malah pamer harta seraya gampang mendapatkannya.

Dengan hal semacam ini saja, kita bisa melihat dan mengetahui siapa yang mempunyai empati dan tidak.

Renald juga menjelaskan ciri lainnya yakni mereka bermuka dua. Dimana dalam flexing mereka misalnya mengatakan produk ini bagus, gampang ikuti, tidak perlu dipelajari
dan membuat anda cepat kaya.

Namun ketika kita mengalami kerugian, mereka malah menyalahkan.

Baca Juga: Kembali ke Timnas Italia untuk Play-Off Piala Dunia 2022, Balotelli: Level Saya Sama dengan Messi dan Ronaldo!

Diri lainnya menurut Rhenald, penampilannya. Mereka akan tampil menawan dengan barang-barang mewahnya yang tentu saja jadi perbincangan masyarakat. Dengan begitu orang
kana fokus pada prangnya bukan produk yang ditawarkan.

Ciri lainnya narsistik. mereka biasanya kagung dengan dirinya sendiri dan sedag senang disebut-sebut sebagai orang yang paling kaya dan lain sebagainya.

"Jadi ini adalah flexing yang perlu kita ketahui. Jangan mudah tergiur, jangan terlalu percaya. Memang flexing alat marketing, tetapi kita sebagai pembeli harus waspada," tegasnya.***

Editor: Sam

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah