Sementara itu, meski Indonesia hanya kebagian ekor badai tropis yang menghantam, sudah cukup memunculkan fenomena hujan lebat yang kerap mendatangkan banjir dan tanah longsor. Inilah pentingnya, masyarakat memiliki mental kebencanaan yang perlu diajarkan sejak dini.
“Contoh mutakhir adalah rakyat Jepang yang kerap dihantam bencana gempa bumi, mereka memiliki kesiapan yang tinggi dalam menghadapi bencana," katanya.
Sejak dini rakyat Jepang telah diajarkan bagaimana bertahan hidup saat menghadapi bencana sehingga meski sering terkena bencana tetapi korban jiwa bisa diminimalisir.
Baca Juga: Lestarikan Lingkungan, LDII Depok Tanam 250 Mangrove di Desa Pakis Jaya, Kabupaten Karawang
"Bangunan-bangunan di Jepang telah mengadopsi teknologi untuk menurunkan risiko kerusakan saat diguncang gempa,” ujar Sudarsono.
Rakyat Jepang sudah biasa menyiapkan bahan makanan yang tahan disimpan dalam jangka panjang di bunker rumah, agar saat bencana bisa bertahan hidup, “Pendek kata mereka akrab dengan kesiagaan, sedia payung sebelum hujan,” paparnya.
Dengan memiliki mental kebencanaan berupa kesiagaan, korban jiwa dapat diminimalkan bahkan kerugian harta dan benda,
“Pemerintah daerah dan ormas bisa berperan memberi edukasi kepada masyarakat mengenai kebencanaan dan langkah antisipasinya,” kata Sudarsono.
Baca Juga: Dari Silaturahmi LDII Jabar, Kapolda Jabar Apresiasi Pelaksanaan Vaksin Covid-19 oleh LDII Jabar
Sebagian besar masyarakat di wilayah pedesaan, memiliki kearifan lokal mengenai tanda-tanda bencana, menurut Sudarsono, informasi tersebut bisa diolah kembali dengan konteks kekinian.