Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa Dora Amalia menjelaskan, Google Trends digunakan sebagai pembanding untuk memperlihatkan kata populer dalam satu tahun terakhir.
Kata ‘vaksin’ dibincangkan di 34 provinsi di Indonesia dengan tren kenaikan pada bulan Juli. Kemudian melandai saat memasuki bulan November dan naik kembali di awal bulan Desember semenjak dibukanya vaksinasi untuk anak-anak.
Topik yang berkaitan dengan pencarian kata vaksin di mesin pencari Google pada tahun ini adalah PeduliLindungi, sertifikat vaksin, lokasi vaksin terdekat, efek vaksin, dan jenis-jenis vaksin.
“Untuk menentukan KTI, dilihat pula ketersebaran sepanjang tahun yang merata juga menjadi kriteria pemilihan kata ‘vaksin’. Jumlahnya jutaan dan frekuensi penggunaan ini dinamis, saat kami menentukan, jumlahnya di atas 10 juta pencarian,” jelas Dora.
Pembahasan kata vaksin di bidang bahasa ada pada penggunaan imbuhan di- yang menyertai kata ini dalam slogan “Saya sudah divaksin”. Masih banyak penutur bahasa Indonesia yang salah menuliskan kata divaksin menjadi di vaksin.
Terlepas dari masalah itu, slogan “Saya sudah divaksin” menjadi kampanye positif di masa pandemi dan membuat kata vaksin semakin populer.
Baca Juga: Kemendikbud Tetapkan Pandemi Sebagai Kata Tahun Ini
“Kami ikut bersama-sama dengan Satgas Covid-19 jika ada bahasa baru dalam istilah asing, ada pokja tersendiri yang mengurus pengistilahannya ke Bahasa Indonesia. Misalnya, untuk physical distancing menjadi jaga jarak," katanya.
Sementara untuk larangan mudik, Badan Bahasa menerjemahkan ke dalam 89 bahasa daerah, untuk buku tentang panduan di masa pandemi diterjemahkan ke dalam 107 bahasa daerah "Untuk kampanye 3M dalam bentuk 94 video berbahasa daerah,” sebut Aminudin Aziz ketika menjelaskan keterlibatan Badan Bahasa di masa pandemi Covid-19.