JURNAL SOREANG - Kain Sasirangan adalah kain adat Suku Banjar di Kalimantan Selatan yang sudah diwariskan secara turun temurun sejak abad ke 7 sejak Lambung Mangkurat menjadi Patih Negara Dipa.
Menurut kisahnya, Patih Lambung Mangkurat dari Kerajaan Dipa bertapa untuk mencari seorang ratu selama 40 hari 40 malam di atas rakit mengikuti arus sungai.
Tiba di daerah Rantau kota Bagantung, dia mendengar suara perempuan yang keluar dari segumpal buih air sungai, ia adalah Putri Junjung Buih.
Baca Juga: Inilah Sosok Orang-Orang Yang Paling Dicintai dan Disayangi dalam Keluarga Nabi
Konon, sang putri hanya akan menampakkan wujud jika permintaannya dipenuhi, yang salah satunya adalah selembar kain panjang yang harus dibuat oleh 40 gadis.
Kain Sasirangan tersebut akhirnya berhasil dibuat dan dipersembahkan kepada sang putri yang kemudian menjadi ratu Kerajaan Dipa.
Sejak itu, kain sasirangan dipercaya memiliki kekuatan magis yang bermanfaat untuk pengobatan, khususnya untuk mengusir roh-roh jahat dan melindungi diri dari gangguan makhluk halus.
Atas hal itulah awalnya kain sasirangan biasanya dibuat berdasarkan pesanan atau permintaan orang tertentu.