Kisah tersebut, menurut penulisnya, diambil dari Lontara (Naskah Kuno) Wajo.
Dikutip dari laman historyofcirebon.id, untuk menutupi aksi bejatnya, La Pateddungi To Samallangi berkedok berkeliling negeri dengan alasan menjaga keamanan.
Namun, saat berkeliling negeri tersebut sang raja mencari mangsa untuk melampiaskan nafsu bejatnya.
Ia menggauli istri dan anak gadis rakyatnya, bahkan kadang persetubuhannya dilakukan dengan terang-terangan.
Karuan saja, rakyatnya pun mengeluh atas kelakuan bejat rajanya itu.
Baca Juga: Imsak Puasa Senin dan Jadwal Shalat untuk Surabaya dan Sekitarnya, Senin 20 Desember 2021
Maka, paman sang raja, Arung Saotanre menasehati sang raja. Bila hendak mengambil perempuan, yang gadis saja yang ambil untuk dijadikan istri.
Mendengar nasehat sang paman, Batara Wajo III menurutinya. Untuk itu, para wanita yang sudah bersuami supaya bertapong dan bertopi.
Namun kenyataannya, bertapong dan bertopi tetap diambilnya untuk digauli.