Karena, lanjut Gus Nadir, hafalan memang mesti dijaga dan diulang-ulang terus.
“Jadi belum tentu semua santri yang gak mau dengar musik karena sedang menghafal Quran itu akibat menganggap musik haram,” katanya.
Baca Juga: Pelat Nomor Kendaraan akan Diganti Warna Dasarnya, Catat Biaya Resmi Penggantian Warnanya
“Sikap para santri di video yang menutup telinganya itu bagus. Mereka tidak ngamuk atau memaksa musik dimatikan,” tuturnya melanjutkan.
Gus Nadir memandang justru dalam video yang viral itu terlihat toleransi ustad dan santri untuk memilih menutup telinga dan menjaga diri ketimbang memaksakan paham mereka dengan cara kekerasan.
“Bukankah esensi toleransi ada di sana? Jadi jangan buru-buru mengaitkan mereka dengan paham Islam garis keras hanya karena mereka berbeda pemahaman,” kata Tokoh NU itu menandaskan.
Baca Juga: Kembali Bertambah, Jumlah Korban Tewas Kebakaran Lapas Tangerang, Kini Menjadi 48 Orang
Sebagai informasi, sebuah video yang viral di media sosial yang sempat di unggah akun @David_Wijaya03 menampilkan para santri sedang berada di sebuah aula sambil menutup telinga.
Diduga para santri yang hendak mengikuti program vaksinasi Covid-19 itu menutup telinga karena tidak ingin mendengar musik yang sedang diputar di aula tersebut.
Bila mengamati video berdurasi 22 detik itu perekam video mengatakan bahwa para santri sedang mengantre untuk melakukan vaksinasi Covid-19.