Pekan Menyusui Sedunia: ASI Penting Lindungi Kehidupan Awal Bayi

- 7 Agustus 2021, 21:23 WIB
Tangkapan layar Webinar Profesor Bicara ASI./bkkbn.go.id/
Tangkapan layar Webinar Profesor Bicara ASI./bkkbn.go.id/ /

JURNAL SOREANG-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan webinar bertajuk Profesor Bicara ASI dalam rangka memperingati Pekan Menyusui Dunia.

Hadir dalam webinar tersebut Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia, Prof. Aman B. Pulungan, serta narasumber Prof. Damayanti Rusli Sjarif, Prof. Hardiono D. Pusponegoro, dan dr. Elizabeth Yohmi.

Prof. Damayanti Rusli Sjarif menyatakan bahwa Air Susu Ibu (ASI) sangat penting melindungi bayi di kehidupan awalnya setelah lahir ke dunia ini.

Baca Juga: Badan POM Tegaskan Susu Kental Manis (SKM) Bukan Sumber Gizi Pengganti ASI

"Daya tahan tubuh bayi semua berasal dari ibu. Daya tahan tubuhnya sendiri baru bisa terbentuk setelah usia enam bulan ke atas," ucap Prof. Damayanti, sebagaimana dikutip dari bkkbn.go.id yang diunggah pada Jumat, 6 Agustus 2021.

Dia melanjutkan, ASI sangat istimewa karena memiliki komponen bioaktif yang memang spesifik untuk anak, salah satunya kandungan secretory IgA.

Menurut Prof. Damayanti, dua bulan pertama dimana kalori ASI masih sangat tinggi merupakan saat yang penting, maka manajemen laktasi seperti perlekatan dan posisi saat menyusui harus diperhatikan, sehingga bayi bisa tercukupi kebutuhan ASInya.

Baca Juga: Begini Hukum Suami Menyusu dan Menelan ASI Istrinya dalam Islam, Diperbolehkan atau Makruh?

Namun, sambung Prof. Damayanti, ada kalanya pemberian ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi yang ditanda dengan weight faltering atau gagal tumbuh, dimana kenaikan berat badan tidak sesuai dari yang seharusnya.

"Weight faltering tidak boleh terjadi di usia awal kehidupan bayi karena pada akhirnya nanti bisa mengakibatkan terjadinya stunting," tegas Prof. Damayanti.

Dia menekankan perlunya pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan secara rutin dengan cara yang benar, yakni dibuka bajunya agar hasil yang didapat jadi lebih akurat.

"Kemudian, pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) juga harus dilakukan tepat waktu," lanjut Prof. Damayanti.

Baca Juga: Seorang Suami Minum ASI Istri, Boleh dan Jadi Mahramkah? Buya Yahya Menjawab

Upaya terakhir yang disarankan apabila masih terjadi weight faltering pada bayi yaitu melalui pemberian donor ASI yang aman atau susu formula yang sesuai standar.

Sementara itu, Prof. Hardiono D. Pusponegoro menjelaskan mengenai stimulasi yang sangat penting dalam pertumbuhan anak. "Tentunya juga setelah mendapatkan asupan nutrisi yang bagus," terang Prof. Hardiono.

Dia memaparkan, intervensi dan stimulasi oleh orang tua pada anak di rumah dapat meningkatkan IQ sampai dengan tiga poin.

Baca Juga: Bagaimana Cara Ibu Positif Covid-19 Berikan ASI untuk Bayi? Ini Panduannya

Stimulasi secara alamiah bisa dilakukan oleh orang tua pada anak, seperti rasa cinta, bermain, berbicara dan bernyanyi, bercerita, sentuhan, dan pelukan.

"Yang jadi masalah apabila anak tidak normal atau kondisi sakit, maka memang perlu stimulasi yang lebih spesifik lagi," pungkas Prof. Hadiono. ***

Editor: Sarnapi

Sumber: bkkbn.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah