Cuma Butuh Bantal dan Oxymeter, Kemenkes Beritahu Cara Tingkatkan Saturasi Oksigen Bagi Pasien Isoman

- 26 Juli 2021, 19:26 WIB
Pulse oxymeter alat pengukur saturasi oksigen
Pulse oxymeter alat pengukur saturasi oksigen /Jurnal Soreang/pikiran-rakyat.com

JURNAL SOREANG - Kadar oksigen atau saturasi oksigen dalam tubuh pasien Covid-19 harus selalu diukur, terlebih bagi pasien isolasi mandiri (isoman) di rumah yang tidak setiap saat dipantau tenaga kesehatan (nakes) layaknya di rumah sakit.

Ada dua jenis pengukuran saturasi oksigen. Pertama, melalui analisa gas darah (AGD), yaitu tes darah yang diambil melalui pembuluh darah arteri atau dikenal dengan istilah SaO2. Kedua, menggunakan pulse oxymeter atau dikenal juga sebagai SpO2.

Pulse oxymeter adalah alat cek saturasi oksigen yang cukup praktis dan dianjurkan untuk dipakai terutama oleh pasien yang tengah menjalani isoman di rumah. Hasil pengukuran pulse oxymeter menunjukkan persentase saturasi oksigen.

Baca Juga: Perlukah Lakukan SWAB Antigen atau PCR Setelah Jalani Isoman? Berikut Penjelasannya

Bekerja untuk dengan cara mengirimkan sinar inframerah ke pembuluh darah kapiler, pulse oxymeter mengukur saturasi oksigen yang ditakar dari banyaknya cahaya pantulan kapiler.

Kementerian Kesehatan, sebagaimana dikutip dari indonesia.go.id yang diunggah pada Minggu 25 Juli 2021 menyatakan bahwa saturasi oksigen normal adalah 95-100 persen.

Pada kondisi kadar oksigen di bawah 92 persen, maka pasien isoman sudah harus dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Dan apabila sudah berada di bawah 80 persen, maka harus segera menggunakan ventilator.

Kementerian Kesehatan membagikan cara sederhana yang bisa dilakukan pasien isoman di rumah untuk  meningkatkan saturasi oksigen apabila ada di 93-94 persen, yaitu dengan teknik proning.

Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Panggil Mahasiswa Indonesia Pulang Teliti Vaksin COVID-19, DPR RI: Itu Cuma Gimmick

Teknik ini dilakukan pasien dalam posisi berbaring tengkurap untuk membantu paru-paru mengembang penuh karena jantung ada di dinding dada, sehingga memungkinkan aerasi yang lebih baik. Jika dalam posisi telentang, jantung akan menekan paru-paru, sehingga bagian tertentu di paru-paru tidak dapat mengembang penuh.

Halaman:

Editor: Rustandi

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x