Menduga KRI Nanggala Kelebihan Muatan, Mardigu Wowiek: Laut Utara Bali bukan Tempat Latihan Kapal Selam

- 30 April 2021, 01:56 WIB
Tangkapan layar dari video di YouTube milik Mardigu Wowiek.
Tangkapan layar dari video di YouTube milik Mardigu Wowiek. /YouTube/

Mardigu lalu menyinggung Menteri Pertahanan Indonesia saat ini, Prabowo Subianto.

Insiden KRI Nanggala ini menurut Mardigu, mengesankan bahwa sistem pertahanan Indonesia terlemah di Asia Tenggara. “Bahkan menteri pertahanan dan kemampuan Panglima TNI dipertanyakan,” ucapnya.

Mardigu melanjutkan, sangat banyak dugaan korupsi yang terjadi dalam urusan alat utama, khususnya sistem pertahanan alutsista.

“Akibatnya Nanggala blackout, tak bisa baca arah. Kalau diringkas menjadi dugaan kedua, lemahnya pertahanan Indonesia disebabkan unsur korupsi di departemen dan lembaga terkait. Jadi semua ini harus dibongkar,” ujar Mardigu. 

Baca Juga: Tembang Jawa Diminati Warga Eropa, KBRI Berlin Selenggarakan Workshop Nyanyi Tembang Jawa

“Bayangkan, alat-alatnya tua semua, sisa-sisa orde baru pun masih ada. Maintenance perawatannya hanya gonta-ganti spare part yang selalu terlambat,” lanjut Mardigu lagi.

Mardigu menilai, Indonesia ini adalah negara maritim. Dengan status negara maritim tersebut, menurut Mardigu angkatan laut Indonesia harusnya menjadi yang terkuat di dunia.

“Miris sekali liatnya, apalagi pencurian hasil laut oleh negara lain masih terjadi di banyak laut di Indonesia. Puncaknya, kapal selam KRI Nanggala 402 beserta ksatria lautnya gugur,” kata Mardigu.

Mardigu menyarankan, Indonesia sudah seharusnya menambah kekuatan perang dan pertahanan, maupun bentuk perang non-militer. “Harus dikuatkan 10 kali lipat dari saat ini. Seperti informasional warfare, trade warfare, biological warfare, digital IT warfare dan banyak lagi,” tutupnya.***

Halaman:

Editor: Sam

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah