Dirjen Kebudayaan Tanggapi Tudingan Terkait Buku yang Belum Terbit Soal Sejarah KH. Hasyim Asy'ari

- 20 April 2021, 20:35 WIB
Sejumlah pihak angkat bicara terkait hilangnya tokoh Indonesia yang mendirikan NU KH Hasyim Asy'ari di dalam kamus sejarah RI.*
Sejumlah pihak angkat bicara terkait hilangnya tokoh Indonesia yang mendirikan NU KH Hasyim Asy'ari di dalam kamus sejarah RI.* //kemdikbud.go.id/Keterangan tertulis Dirjen Kebudayaan/

JURNAL SOREANG- Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menanggapi dengan beredarnya protes dari kalangan yang menuding Kemendikbud  atas penghilangan jejak tokoh pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus Syech Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.

 “Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang ikut membangun Indonesia, termasuk Hadratus Syech Hasyim Asy’ari dalam mengambil kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan," kata Hilmar dalam pernyataannya, Selasa, 20 April 2021.

Hilmar yang juga dikenal sebagai sejarawan melengkapi pernyataannya dengan fakta. “Museum Islam Indonesia Hasyim Asyari di Jombang didirikan oleh Kemendikbud. Bahkan, dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional, Kemendikbud menerbitkan buku KH. Hasyim Asy’ari: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri,” terangnya.

Meluruskan tudingan yang dimaksud kalangan tersebut, Hilmar menjelaskan buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi.

"Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan. Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat," katanya.

Baca Juga: Kemendikbud Kembali Gelar Pendidikan Program Guru Penggerak Angkatan 2, Pola Pikir Guru Harus Diubah

Baca Juga: Kemendikbud Ajukan Revisi PP Nomor 57 tahun 2021 Soal Mata Kuliah Wajib Bahasa Indonesia dan Pancasila

Lebih penting lagi, lanjut Hilmar, naskah buku tersebut disusun pada tahun 2017, sebelum periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. "Selama periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, kegiatan penyempurnaan belum dilakukan dan belum ada rencana penerbitan naskah tersebut,” jelasnya.

Keterlibatan publik menjadi faktor penting yang akan selalu dijaga oleh segenap unsur di lingkungan Kemendikbud. "Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa tidak mungkin Kemendikbud mengesampingkan sejarah bangsa ini, apalagi para tokoh dan para penerusnya,” tutup Hilmar.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x