Enam Skenario Penyelenggaran Haji 2021, Kemenag: Jika Berangkat, Jamaah Haji 3 Kali Swab PCR

- 1 April 2021, 19:53 WIB
ilustrasi ibadah haji sebelum pandemi. Pemerintah buat 6 skema kuota haji tahun 2021
ilustrasi ibadah haji sebelum pandemi. Pemerintah buat 6 skema kuota haji tahun 2021 /Haidan/Unsplash/

JURNAL SOREANG – Kementerian Agama (Kemenag)  terus mempersiapkan keberangkatan dan pelaksanaan Haji di masa pandemi pada 2021 ini. Jika nantinya berangkat, jamaah haji minimal harus melakukan tiga kali swab PCR.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Ramadhan Harisman, saat melakukan Mudzakarah Perhajian Indonesia di Bekasi, Selasa 30 Maret 2021.

"Swab PCR pertama, dilakukan paling lambat 2x24 jam sebelum terbang ke Arab Saudi. Kedua, swab PCR dilakukan saat tiba di Arab Saudi. Terakhir, swab PCR dilakukan lagi jelang pulang ke Tanah Air," ucap Ramadhan Harisman, seperti dikutip JurnalSoreang.pikiran-rakyat.com dari Kemenag RI.

Selain swab PCR, kata Ramadhan, jemaah Haji juga harus melakukan swab Antigen. Swab Antigen ini dilakukan jelang masuk asrama haji. Berkaitan dengan hal ini, Kemenag juga telah berkoordinasi dengan Kemenkes terkait vaksinasi jemaah haji yang sudah melunasi biaya Haji 2020.

"Alhamdulillah, jemaah yang sudah melunasi biaya haji 2020 dan usianya di atas 60 tahun, sudah masuk prioritas vaksinasi untuk kategori lansia. Targetnya 31 Maret, dua kali dosis vaksin sudah disuntikkan ke jemaah," ucap Ramadhan.

Baca Juga: Persiapan Haji 2021 di Indonesia, Menag Yaqut: Siapkan Sedetail Mungkin

Baca Juga: Pemerintah dan DPR Siapkan Enam Skenario Kuota Haji 2021, Kepastian Berangkat Belum Ada

Adapun bagi jemaah yang sudah melunasi biaya haji 2020 dan usianya di bawah 60 tahun, akan masuk kategori rentan. Sebab, mereka akan melakukan perjalanan jauh ke luar negeri. "Insya Allah jemaah yang sudah melunasi biaya haji 2020, akan divaksin dan dijadwalkan pada akhir Mei semua sudah divaksinasi," tuturnya.

Selain membicarakan swab PCR, Ramadhan beserta jajarannya juga telah menyiapkan skenario penyelenggaraan haji 1442H/2021M. Menurutnya, akan ada enam skenario berbasis kuota yang telah disiapkan oleh tim manajemen krisis.

"Tim krisis telah menyusun skenario untuk kuota 100%, 50%, 30%, 20%, 10%, dan 5%. Selain kuota, skenario juga dibuat berbasis penerapan protokol kesehatan (prokes)." ucap Ramadhan.

Baca Juga: Beredar Informasi Jumlah Kuota Haji 2021, KJRI Jeddah: Belum Ada Informasi Resmi, Hati-hati Hoaks

Baca Juga: Indonesia Dipastikan Dapat Kuota Haji tahun 2021, Tapi Maaf Harga Sewa Maktab Naik Drastis

Ramadhan menjelaskan, besaran kuota nantinya akan berpengaruh pada lama masa tinggal. Semakin banyak kuotanya, semakin lama masa tinggal jemaah. Skenario yang telah dibuat ini selalu mempertimbangkan waktu persiapan yang tersedia. Hal ini disebabkan belum ada informasi resmi tentang kuota dari Arab Saudi hingga saat ini.

"Pemerintah dan DPR berkomitmen, berapapun kuotanya, kami siap melaksanakan. Seluruh skenario sudah kami susun hingga detail, seperti amanah Menag," ujar Ramadhan.

Salah satu aspek yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan skenario ini adalah kebijakan Saudi penyelenggaraan haji 2020. Menurut Ramadhan, pada tahun 2020, jemaah haji dibatasi hanya bagi warga Saudi (30%) dan ekspatriat yang tinggal di Saudi (70%).***

Editor: Sarnapi

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah