BNPB, Terjadi Penambahan Korban Jiwa Menjadi 42 Orang dari Gempa Sulawesi Barat

Sam
- 16 Januari 2021, 00:36 WIB
Personel TNI tengah mendistribusikan sejumlah bantuan logistik untuk diserahkan kepada korban gempa Sulawesi Barat, Jumat, 15 Januari 2021.
Personel TNI tengah mendistribusikan sejumlah bantuan logistik untuk diserahkan kepada korban gempa Sulawesi Barat, Jumat, 15 Januari 2021. /antaranews.com/

JURNAL SOREANG - Tercatat jumlah korban jiwa akibat gempa Magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengatakan terjadi penambahan korban jiwa menjadi 42 orang.

"Sebanyak 34 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majene," kata Raditya melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2021, seperti dilansir dari Antara.

Untuk pelayanan kedaruratan pascagempa, terdapat tiga rumah sakit yang aktif di Kabupaten Mamuju, yaitu Rumah Sakit Bhayangkara, Rumah Sakit Regional Provinsi Sulawesi Barat, dan RSUD Kabupaten Mamuju.

Baca Juga: Pembangunan Tol Cisumdawu Dipercepat agar Selesai Tahun 2021, Ini Kata Pemprov Jabar

Sementara itu, sejumlah kerusakan yang dilaporkan berdasarkan data Pusat Pengendali Operasi BNPB yang dimutakhirkan pada Jumat pukul 20.00 WIB, antara lain di Kabupaten Majene, 300 unit rumah yang rusak, selebihnya masih dalam proses pendataan. Kemudian Rumah Sakit Mitra Manakarra dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Mamuju yang rusak berat, serta sejumlah kerusakan di Pelabuhan Mamuju dan Jembatan Kuning yang berada di Takandeang, Tapalang Mamuju.

"Sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih gangguan. Di Kabupaten Majene, perbaikan arus listrik masih dalam proses sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam," ungkap Raditya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene, BPBD Kabupaten Mamuju, dan BPBD Kabupaten Polewali Mandar masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian serta berkoordinasi dengan TNI/Polri, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas, relawan, dan instansi terkait dalam upaya mencari korban terdampak gempa.

Baca Juga: Warga mulai Jengah, Banjir Kerap Terjadi Di Desa Haurpugur

BNPB mengimbau agar masyarakat untuk selalu waspada terhadap gempa susulan masih mungkin terjadi, hal itu didasari atas perkiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Selalu ikuti informasi resmi yang tersedia melalui BMKG dan portal INARisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada di sekitar tempat tinggal," imbuhnya.

Raditya mengatakan Kepala BNPB Doni Monardo dan Menteri Sosial Tri Rismaharini telah berada di lokasi terdampak bencana di Kabupaten Mamuju untuk meninjau sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Tumpukan Sampah di Jembatan Cikeruh Keluarkan Bau Busuk yang Menyengat

"Presiden sudah memerintahkan kepada Kepala BNPB, Menteri Sosial, Kepala Basarnas, Panglima TNI, dan Kepala Polri beserta jajaran untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat, mencari dan menemukan korban, serta melakukan perawatan kepada korban yang mengalami luka-luka," tuturnya.

Diketahui bahwa BNPB saat ini telah mendistribusikan bantuan untuk penanganan gempa di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.

Bantuan tersebut antara lain mengerahkan empat helikopter untuk mendukung penanganan darurat, delapan set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, lima unit lampu menara, 200 unit velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit generator set 5 KVA.***

Editor: Sam

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x