Viral Alim Ulama Aceh Haramkan Vaksin Covid-19, Teliti Kebenarannya

- 15 Januari 2021, 05:31 WIB
Tangkapan layar hoaks ulama Aceh menolak vaksin Covid-19 yangbternyata kabar tak benar (hoaks).*
Tangkapan layar hoaks ulama Aceh menolak vaksin Covid-19 yangbternyata kabar tak benar (hoaks).* /ANTARA/

JURNAL SOREANG- Masalah kehalalan vaksin Covid-19 ternyata belum selesai pro dan kontranya di masyarakat. Seperti unggahan di media sosial Facebook yang muncul pada Minggu, 10 Januari 2021 yang berisi  masyarakat Aceh menolak vaksin Covid-19 karena ulama Aceh mengharamkannya.

Akun pengunggah pesan itu menyebarkan tangkapan layar yang bersumber dari percakapan di aplikasi WhatsApp. Pesan tersebut menyebutkan rakyat Aceh menolak vaksin karena ulama Aceh menyebut vaksin banyak mudarat dan haram.

"Rakyat Aceh menolak vaksin covid19 karena banyak mudharatnya dan syari'atnya menurut para ulama Aceh itu haram. Pemerintah pusat tidak berhak ikut campur masalah hukum haram menurut Agama, karena masalah Agama mutlak kewenangan Pemerintah Aceh, bukan kewenangan pemerintah RI. Bila ngoto pemerintah pusat memaksakan kehendak, rakyat Aceh siap perang..!!" demikian isi pesan tersebut. 

Baca Juga: Kadinkes Kab Bandung: Dari 10 Calon, Hanya 2 yang Memenuhi Syarat dan Menerima Vaksinasi Covid-19

Dilansir dari ANTARA, pada 12 Januari 2021, Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh mengatakan vaksin Covid-19 buatan Sinovac  sudah jelas halal dan suci karena sudah dikaji oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

MPU  Aceh pun meminta masyarakat tidak perlu ragu akan status hukum vaksin Covid-19 Sinovac tersebut.

"Ternyata dalam pengembangan vaksin Sinovac, tidak ada sedikit pun yang menyentuh dengan hal-hal najis mughallazah, yaitu dengan babi, anjing, dan unsur-unsur manusia di situ," kata Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali.

Baca Juga: Influencer Dokter Tirta Ikut Disuntik Vaksin Covid-19, Pilih Puskesmas Bukan di Istana Negara

Aceh akan memulai vaksinasi Covid-19 pada Jumat, 15 Januari 2021. Dinas Kesehatan Aceh menyebut akan ada sekitar tiga juta orang yang diprioritaskan dalam vaksinasi tahap awal itu. ***

Editor: Sarnapi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x