Sebelum Sriwijaya Air SJ 182 Hilang Kontak dan Jatuh, Ini Analisa Peneliti Petir dan Atmosfir

- 10 Januari 2021, 20:16 WIB
Ilustrasi pesawat terbang
Ilustrasi pesawat terbang /PIXABAY/STOCKSNAP

"Sementara cuaca buruk atau adanya sel Cb juga memengaruhi kondisi aerodinamis akibat turbulensi sehingga mengganggu dan memengaruhi performa pesawat dan dapat mengarah pada gagal mesin," tambahnya seperti dilansirkan galamedianews "Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, Begini Perkiraan Ahli Petir dan Atmosfer BMKG".

Deni pun mengungkapkan karena ada kumpulan Cb dan suhu puncak awan mencapai minus 70 derajat Celsius, maka petir menjadi hal yang patut dikhawatirkan.

Baca Juga: Gerah dengan Peredaran Miras dan Narkoba yang 'Tak Tersentuh Aparat', Warga Banjaran Turun ke Jalan

Namun dengan teknologi sekarang ini, baik pesawat pabrikan Boeing maupun Airbus, bodi pesawat terdiri dari komposit dan memiliki static discharge yang akan mengalirkan arus berlebih petir melalui sayap dan ekor pesawat sebagaimana efek Faraday.

Disebutkan, pesawat bakal mengalami gangguan kelistrikan apabila arus petir dapat masuk ke dalam sistem pesawat.

Namun secara teori, pesawat masih bisa glading (melayang) meskipun mesin dalam keadaan mati.*** (Dicky Aditya/galamedia)

 

Halaman:

Editor: Sam

Sumber: Galamedianews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x