Jangan Panik, PSBB Ekonomi Tetap Berjalan, Ini Penjelasan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto

- 7 Januari 2021, 14:43 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto /Kemenko Perekonomian

JURNAL SOREANG - Meski pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19 mulai 11-25 Januari 2021 mendatang, namun pemerintah optimis ekonomi indonesia tetap tumbuh dan berjalan seperti biasa.

Hal tersebut dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menurutnya, PSBB akan diterapkan di DKI Jakarta dan 23 kabupaten/kota di enam provinsi lainnya.

"Kita cukup optimis dan proyeksi sampai akhir tahun di kisaran 5 persen," kata Airlangga Hartarto dilansir ANTARA, Kamis 7 Januari 2021.

Baca Juga: MUI Akan Tentukan Kehalalan Vaksin Sinovac Pada Jumat Besok, 8 Januari 2021

Menurut Airlangga, beberapa indikator yang mendorong pemerintah optimistis pergerakan ekonomi Tanah Air tetap bertumbuh meski ada PSBB di antaranya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di level 6.128.

Pada perdagangan sesi pagi Rabu 6 Januari 2021, lanjut dia, IHSG sempat melorot, namun kembali naik setelah pemerintah menjelaskan kebijakan PSBB baru tersebut.

"Rupiah dari (Rabu) kemarin menguat sehingga tentu ini juga proksi yang menunjukkan confident pasar dan sektor keuangan," jelasnya.

Baca Juga: Top, Empat Guru dan Dosen di Kampus Ini Jadi Doktor dalam Waktu Hampir Bersamaan

Selain itu, kata dia, indeks Purchasing Manufactur Index (PMI) Manufaktur Indonesia juga naik mencapai 51,3 dan beberapa harga komoditi mencapai harga tinggi di antaranya minyak kelapa sawit (CPO), batubara dan nikel.

"Yang belum naik hanya BBM karena Indonesia pun impor BBM sehingga ini akan menguntungkan Indonesia dan dengan keyakinan-keyakinan itu kita cukup optimis," tuturnya.

Pemerintah juga menyiapkan vaksinasi kepada masyarakat yang rencananya dimulai pada pertengahan Januari 2021 yang diharapkan memberikan kepercayaan masyarakat setelah sebelumnya membuat perekonomian terpuruk lebih dalam akibat pandemi.

Baca Juga: Kang DS Resmikan Renovasi Balai RW Multifungsi di Dayeuhkolot, Jadi Rumah Singgah Saat Banjir

"Pemerintah memperhatikan kebutuhan masyarakat yang utama adalah kesehatan, kemudian kedua pemerintah hadir untuk menjaga kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat," akunya.

Sementara itu, pada 2020 pertumbuhan ekonomi RI melorot paling dalam pada kuartal II-2020 mencapai minus 5,32 persen dan kemudian membaik meski masih dalam rentang negatif yakni 3,49 persen pada kuartal III-2020.

Pada kuartal IV-2020, lanjut dia, pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi mencapai kisaran minus 2,2 persen hingga minus 0,9 persen.

Baca Juga: Meski Materai Rp10.000 Berlaku 1 Januari 2021, tapi Belum Ada di Pasaran, Ini Cara Menyiasatinya

Adapun perbaikan pertumbuhan ekonomi itu di antaranya gelontoran stimulus fiskal dan moneter yang dikeluarkan pemerintah salah satunya melalui belanja di APBN 2020.

Adapun realisasi belanja negara APBN 2020 mencapai Rp2.589,9 triliun atau naik 12,2 persen dari realisasi 2019 mencapai Rp2.309,3 triliun dengan defisit APBN mencapai 6,09 persen atau lebih rendah sesuai perhitungan dalam Perpres 72 tahun 2020 mencapai 6,34 persen.***

Editor: Handri

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah