Top, Dengan Alat Detekssi Buatan UGM, Tes Covid-19 Hanya Dua Menit dan Biaya Rp15.000

- 28 Desember 2020, 05:26 WIB
GeNose Alat tes Covid-19 Buatan Tim Universitas Gajah Mada, Yogyakarta yang sangat cepat dan murah untuk mendeteksi infeksi Covid-19
GeNose Alat tes Covid-19 Buatan Tim Universitas Gajah Mada, Yogyakarta yang sangat cepat dan murah untuk mendeteksi infeksi Covid-19 /Humas UGM/

JURNAL SOREANG- Apabila selama ini pemeriksaan (tes) Covid-19 buuh waktu lama dan biaya mahal, maka dengan  alat pendeteksi Covid-19 berbasis hembusan napas "GeNose" membuat tes sangat cepat dan murah.

Alat buatan tim riset Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan  dan siap dipasarkan.

Ketua tim pengembang GeNose, Prof Kuwat Triyana,  mengatakan, izin edar "GeNose" dengan nomor Kemenkes RI AKD 20401022883 telah terbit pada Kamis, 24 Desember 2020.

Baca Juga: Acara Bawaslu Award Dibubarkan Kapolres

"Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat," kata Kuwat dikutip dari ANTARA, Senin, 28 Desember 2020.

Menurut Kuwat, setelah izin edar diperoleh, tim akan melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama yang didanai oleh Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kemenristek/BRIN untuk didistribusikan.

Ia berharap dengan jumlah GeNose C19 yang masih terbatas mampu memberikan dampak maksimal.

Baca Juga: Hijaukan Objek Wisata Tangga Seribu, Bupati Bandung Dadang Naser: Warga Hulu dan Hilir Harus Sinergi

Dengan 100 unit batch pertama yang akan dilepas, Kuwat berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau totalnya 12 ribu orang sehari. "Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan napas," katanya.

Dalam satu jam alat dapat mengetes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama enam jam."Harapan ini dapat diwujudkan bila distribusi GeNose C19 dilakukan tepat sasaran, seperti di bandara, stasiun kereta, dan tempat keramaian lainnya termasuk di rumah sakit, termasuk ke BNPB yang dapat mobile mendekati suspect Covid-19," katanya.

Namun, ia menegaskan pada tahap ini tidak memungkinkan pengadaan GeNose C19 untuk keperluan pribadi. "Seetelah mendapatkan izin edar GeNose C19 akan segera diproduksi massal," katanya.

Baca Juga: Kini Deteksi Covid-19 Tak Perlu Alat. Cukup Dilakukan Guk Guk

Menurut dia, tim berharap bila ada 1.000 unit, maka akan mampu melakukan tes sebanyak 120 ribu orang sehari, dan bila ada 10 ribu unit sesuai dengan target di akhir bulan Februari 2021)l, maka Indonesia akan menunjukkan jumlah tes Covid-19 per hari terbanyak di dunia, yakni 1,2 juta orang per hari.

"Tentu, bukan hanya angka-angka seperti itu harapan kita semua, namun kemampuan mengetes sebanyak itu diharapkan akan menemukan orang-orang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan, sehingga rantai penyebaran Covid-19 dapat segera terputus," kata Kuwat.

Untuk mewujudkan itu, lima industri konsorsium telah berkomitmen untuk mendukung, yakni PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri (bagian mekanik), PT. Hikari Solusindo Sukses (elektronik dan sensor), PT. Stechoq Robotika Indonesia (pneumatic), PT. Nanosense Instrument Indonesia (artificial intelligence, elektronik dan after sales), dan PT. Swayasa Prakarsa (assembly, perijinan, standar, QC/QA, bisnis).

Ia menjelaskan nantinya biaya tes dengan GeNose C19 cukup murah hanya sekitar Rp15-25 ribu.

Baca Juga: Menparekraf : Aspek Kesehatan Jadi Prioritas

Hasil tes juga sangat cepat, yakni sekitar 2 menit serta tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya. Selain itu, pengambilan sampel tes berupa embusan napas juga dirasakan lebih nyaman dibandingkan tea usap atau swab.

Mewakili tim, Kuwat juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang membantu pengembangan GeNose C19, yaitu Kemensesneg, BIN, Kemenristek/BRIN/LPDP, Kemendikbud, Kemenhub, Kemenkes, KemenPUPR, Kemenlu, TNI AD dan Polri.

Selain itu, juga kepada 8 rumah sakit mitra uji diagnostik (RSUP Dr Sardjito, RSPAU Hardjolukito Yogyakarta, RS Bhayangkara Tk III Polda DI Yogyakarta, RSLKC Bambanglipuro Bantul, RST Dr. Soedjono Magelang, RS Bhayangkara Tk I Raden Said Soekanto Jakarta, RS Akademik UGM, dan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang), juga kepada tim review uji klinis Kemkes yang telah memberi masukan secara kritis dan konstruktif.***

Editor: Sarnapi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah