JURNAL SOREANG - Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadikbud), Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, Ujang Bagindo menangapi soal sejumlah siswa SMA yang nyaris tenggelam di luat.
Menurutnya, informasi tersebut dirinya sudah mengetahui.
"Soal video viral yang beredar di media sosial, sekiranya pemerintah desa dapat memfasilitasi armada angkutan sejenis khusus anak-anak sekolah yang rutin setiap hari melakukan kegiatan sekolah di SMP maupun SMA yang berada di desa Posi-Posi Rao, Kecamatan Pulau Rao," katanya, Selasa 14 November 2023.
Baca Juga: Manfaat Jahe sebagai Pemacu Kesehatan yang Luar Biasa untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Menurutnya, jika hal itu tidak cepat diantisipasi, maka bisa berakibat fatal bagi siswa yang melintasi perairan tersebut di saat mereka pergi atau pulang sekolah.
"Hal ini harus didudukan bersama tentang aksesibiltas pendidikan bagi masyarakat yang ada di Desa Saminyamau," ucapnya.
Lebih lanjut, pihaknya mengatakatan, Dinas Perhubungan bisa menyediakan armada angkutan desa berupa perahu ketinting yang khusus untuk memfasilitasi siswa untuk bersekolah.
Pasalnya, persoalan akses bisa berdampak kepada siswa yang pergi ke sekolah.
"Untuk urgensi saat ini idealnya gunakan ketinting yang kapasitasnya bisa memuat anak sekolah. Dinas Perhubungan Pemerintah Kecamatan Pulau Rao dan Pemdes setempat harus mencari solusi agar persoalan ini secepatnya teratasi," tandasnya
Untuk diketahui, Sejumlah Siswa SMA yang nyaris tenggelam di laut merupakan warga desa Saminyamau, Kecamatan pulau Rao.
Kejadian tersebut terjadi diketahui, pada, Selasa, 7 November 2023 lalu. Saat mereka hendak pulang sekolah menggunakan perahu dari pulu Rao menuju ke desa Saminyamau.
"Iya, itu hari Selasa lalu dia punya kejadian itu tong (kami) pulang sekolah itu jam 13.45 dari Posi-posi Rao menuju ke Saminyamau," kata FL salah satu siswa yang mengalami kecelakaan saat dihubungi JurnalSoreang dari Daruba, Senin 13 November 2023.
Yang mengalami kecelakaan di laut, kata dia, tidak hanya dirinya. Tapi bersama beberapa temannya.
"Itu yang tegelam hanya tong tiga orang saja (saya dan teman saya dua orang yang mengalami kecelakaan itu)," ujarnya dengan nada sedih.
Baca Juga: Siapa Saja Pemain Timnas Senegal Piala Dunia U 17 2023 Sekarang? Inilah Daftar Namanya
Lebih lanjut ia mengungkapkan, sejauh ini ia dan teman-temannya tidak pernah mendapatkan perahu dari pemerintah padahal sebelumnya pemerintah telah menjanjikan akan memberikan bantuan perahu untuk digunakan sebagai alat transportasi ke sekolah maupun pulang sekolah. Namun, hingga kini apa yang yang telah dijadikan tidak pernah diberikan.
"Trad cuman baru-baru saja dong bilang-bilang mau kase perahu tapi tra ada sampe ini (tidak ada hanya saja beberapa waktu lalu pihak pemerintah pernah menjanjikan akan memberikan perahu namun sampai sekarang perahunya tak kunjung datang)," jelasnya.
Untuk sampai ke sekolah, ia dan teman-temannya tidak hanya melewati laut namun ia, dan teman-temannya harus berjalan kaki kurang lebih 2 kilometer agar bisa sampai ke sekolah.
Hal itu lantaran tidak ada bus sekolah yang mengantar ia dan teman-temannya. Lantaran tidak bus ia dan teman-temannya mulai pergi ke sekolah pukul 06.00 WIT.
"Jam 6 pagi tong (kami) berangkat dari Saminyamau, kesana naik perahu di kostor dulu baru tong (kami) jalan kaki lagi, jaraknya sekitar 2 kilometer," ucapannya.
Ia berharap agar pemerintah bisa memberikan mereka perahu agar ia dan teman-temannya bisa gunakan untuk pergi dan pulang sekolah.
"Tong pe harapan itu asal ada perahu, supaya bisa antar-jemput pe torang biar cuman di kostor saja me tra apa-apa," harapnya. ***