Juni Bulan Bung Karno, Alasan Nama Kusno diganti Jadi Soekarno, Harapan Sang Ayah Jadi Kenyatan

1 Juni 2023, 14:29 WIB
Presiden RI pertama Ir. Soekarno /Pdiperjuanganjatim.com

JURNAL SOREANG - Tokoh perjuangan yang memiliki peran besar dalam kemerdekaan bangsa Indonesia, Dr. Ir. H. Soekarno atau yang lebih akrab disapa Bung Karno, lahir di Surabaya 6 Juni 1901 dan wafat di Jakarta 21 Juni 1970.

Lahir dan meninggal di bulan yang sama menjadikan bulan Juni identik dengan Bulannya Soekarno. Sampai hari ini banyak kalangan masyarakat yang mengagumi Bung Karno yang menjabat sebagai Presiden selama 22 tahun sejak 1945 - 1967.

Sosok besar yang dikenang sebagai Bapak Proklamator ini ternyata tidak berasal dari keluarga kaya raya, ayahnya Raden Soekemi Sosrodihardjo berprofesi sebagai Guru yang digaji sebesar 25 sen sebulan pada awal tahun 1900 an.

Baca Juga: Rumor Transfer: Lionel Messi Bisa Kembali ke Barcelona Lewat Klubnya David Beckham

Nama Lahir Bung Karno

Seperti yang banyak ditulis dalam buku sejarah, sebelum menjadi Ir. Soekarno, nama lahirnya adalah Kusno.

Alasan kuat penggantian nama Kusno oleh kedua orang tua Bung Karno, karena Kusno tumbuh sebagai anak yang sakit-sakitan. Seperti kepercayaan orang dahulu agar anak yang sakit-sakitan bisa selamat, perlu dilakukan penggantian nama.

Tercatat Bung Karno kecil berturut-turut mengalami sakit mulai dari malaria, disentri, dan Penyakit-penyakit lainnya.

Baca Juga: 5 Tips Ampuh Menghilangkan Jerawat untuk Kulit Mulus dan Bersinar


Soekarno Berawal dari "Karna"

Dilansir dari buku Biografi Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat, supaya tidak sakit-sakitan lagi, Raden Soekemi yang sangat memahami dan menyukai kisah-kisah Mahabhrata mengganti nama Kusno menjadi Karna.

Dalam kisah Mahabharata, Karna adalah sosok pahlawan berbadan besar dan kuat. Bung Karno yang pada saat itu bahkan belum memasuki usia remaja merasa senang mendengar nama baru dari sang Ayah.

Selain besar dan kuat, sosok ksatria Karna terkenal dengan keberanian, setia kawan dan kesaktiannya. Pada nama itu diberikan pada Kusno, Raden Soekemi merapalkan harapan kepada putra sang Fajar, "Aku selalu berdoa agar engkau menjadi seorang patriot dan pahlawan besar bagi rakyatnya." Ucap Ayah Bung Karno yang berpuluh-puluh tahun kemudian menjadi kenyataan.

Baca Juga: Seniman Asal Jawa Barat Akan Geruduk Tasmania, Australia, Ini Pertunjukkan yang Akan Ditampilkan


Dari Karna menjadi Soekarno

Nama Karna dan Karno artinya sama saja, tetapi bagi orang Jawa "a" berubah menjadi "o". Nama Karna ditambah awal "Su" yang maknanya: Paling baik.

Sebenarnya nama Bung Karno saat itu penulisannya, "Sukarno". Namun disesuaikan dengan ejaan Belanda yang mengubah SU menjadi SOE. Sehingga sejak duduk dibangku sekolah Bung Karno mematenkan tanda tangannya dengan ejaan Soekarno.***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Buku Biografi Soekarno Penyambung Lidah Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler