5 Upaya Kurangi Pencemaran Mikroplastik bagi Laut Indonesia, Pemilahan Sampah Salah Satunya!

22 Mei 2023, 21:00 WIB
Ilustrasi sampah di dalam laut, 5 Upaya Kurangi Pencemaran Mikroplastik bagi Laut Indonesia, Pemilahan Sampah Salah Satunya! /Unsplash

JURNAL SOREANG - Mikroplastik telah menjadi ancaman bagi laut yang ada di Indonesia, Terlebih setelah paus sperma yang ditemukan terdampar di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara, pada November 2018 lalu.

Indonesia sendiri, pernah menjadi negara kedua yang paling banyak menyumbang sampah plastik ke lautan.

Dilansir dari The Conversation, Bakti Berlyanto Sedayu, Peneliti Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, mengungkap, ada 5 cara yang dapat mengurangi pencemaran mikroplastik bagi laut Indonesia.

Baca Juga: Peduli Lingkungan! Pantai Terkotor di Pandeglang Akhirnya Dibersihkan, Buntut Ajakan Pandawara Group

1. Mengubah kebiasaan

Bakti menyoroti, upaya yang bisa dilakukan pertama kali adalah mengubah kebiasaan mengkonsumsi produk yang menggunakan kemasan plastik sekali pakai.

Terutama dalam aktivitas harian, seperti penggunaan plastik kresek, mengonsumsi minuman kemasan, penggunaan sedotan plastik, dan sebagainya.

Dilansir dari ourworldindata.org, plastik-plastik tersebut merupakan jenis plastik yang paling banyak ditemukan di lautan.

Bakti menjelaskan, bahwa kita dapat mengganti barang-barang plastik tersebut dengan barang alternatif yang dapat diguna ulang, seperti tas belanja, kotak makan, dan botol minuman.

Baca Juga: Terlihat Kurusan, Mario Dandy Keluar dari Ruang Tahanan Polda Metro Jaya untuk Diperiksa KPK Sebagai Saksi

Plastik yang kita miliki, dapat digunakan ulang atau didaur ulang menjadi barang-barang yang memiliki nilai guna dan ekonomi. Contohnya furnitur, perabot rumah, dan dekorasi.

Bakti berkata, “Mengubah perilaku masyarakat tidak mudah. Perubahan dapat dimulai secara bertahap.”

2. Memilah sampah

Memilah sampah yang dilakukan sejak awal dibuang, menjadi upaya mendasar dalam mengelola sampah.

Pemilahan dapat dilakukan dari rumah masing-masing dan juga ruang publik.

Baca Juga: 2 Weton Pemegang Cakra Langit dan Bumi Sehingga Akan Mendapatkan Rezeki Melimpah dan Akan Kaya Raya

Dampak dari pemilahan sampah bisa sangat signifikan, karena membuat sampah dapat langsung diolah untuk didaur ulang menjadi sesuatu yang jauh lebih bermanfaat.

Misalnya sampah plastik, kertas, dan logam yang dapat diolah dan didaur ulang. Sedangkan sampah organik, dapat diolah menjadi pupuk hingga biogas.

Bakti berujar, “Kesulitan pengelolaan sampah sering kali disebabkan oleh tercampurnya berbagai jenis sampah hingga ke tempat pembuangan akhir.”

3. Mendorong peran pemerintah melalui edukasi dan regulasi

Bakti menyoroti lemahnya kesadaran dan rasa tanggung jawab setiap orang, yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya. Terutama yang membuang sampah ke sungai.

Baca Juga: Rencana Konser Coldplay Ternyata Berdampak Luas bagi Pariwisata, Begini Desakan Menparekraf Sandiaga Uno

Terlebih, perilaku tersebut tidak dihukum dan dikenakan denda, oleh pihak yang berwenang.
Kegiatan pembentukan kebiasaan yang baik bagi masyarakat dalam menangani masalah sampahnya pribadi, harus diimbangi dengan regulasi dan penegakannya yang optimal.

Selain itu, menurut Bakti, masyarakat yang menerapkan sistem pengelolaan sampah plastik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, harus mendapatkan insentif dari pemerintah.

4. Dukungan riset dan teknologi

Bakti menyadari bahwa lepas dari ketergantungan plastik sepenuhnya, bukanlah pilihan yang realistis. Karena plastik sangat dibutuhkan di kehidupan kita.

Akan tetapi, perlu ada riset dan teknologi yang mendukung, untuk menemukan material pengganti yang lebih ramah lingkungan, sebagai pengganti plastik.

Baca Juga: Gak Habis Pikir! 2 Weton Sugih ini Akan Sangat Mudah Untuk Bisa Mendapatkan Uang Dalam Kehidupannya

Sebagaimana yang dilakukan Amerika yang berupaya untukmenjadikan limbah plastik, sebagai bahan bakar diesel.

Juga seperti India, yang dapat memanfaatkan limbah plastik menjadi bahan pembuatan jalan dan bahan bata bangunan.

5. Gerakan bersih-bersih pantai

Gerakan bersih-bersih pantai, biasanya digagas oleh komunitas lingkungan, kelompok masyarakat, hingga individu. Gerakan ini menjadi upaya untuk memperbaiki lingkungan di pesisir pantai.

Kita akan sering menemukan gerakan ini, di Bali, Pangandaran, Belitung, dan pesisir-pesisir pantai lainnya. Terutama di pantai yang menjadi tempat wisata.

Baca Juga: Berdampak besar pada Kelancaran Rezeki dan Keuangan, Syekh Ali Jaber Anjurkan Sedekah di Waktu ini

Agar masyarakat dapat melihat langsung dan tergerak untuk menjaga lingkungan, khususnya pantai.

“Memang tidak ada cara tunggal yang ampuh untuk menyelesaikan secara menyeluruh masalah sampah plastik. Karena itu, dibutuhkan peran aktif berbagai pihak untuk menyelesaikannya guna menciptakan lingkungan dan masa depan yang lebih baik. Dan yang terpenting adalah memulainya dari level terkecil: masing-masing individu.” ujar Bakti.***

Editor: Rustandi

Sumber: The Conversation

Tags

Terkini

Terpopuler