KKB Papua Sandera Pilot dan Penumpang Susi Air, Ini Sosok Pilot Susi Air Asal Selandia Baru

8 Februari 2023, 18:24 WIB
Pilot Susi Air asal Selandia Baru disandera oleh KKB di Papua saat terbang melalui rute berbahaya dan mendarat di Paro, Papua /tangkapan layar/1news /

JURNAL SOREANG - Seorang pilot asal Selandia Baru yang sedang bertugas menerbangkan pesawat komersial kecil dari maskapai Susi Air, disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ketika mendarat di bandara terpencil, di Paro, Kabupaten Nduga, Papua, pada Selasa, 7 Februari 2023.

Pilot tersebut bernama Philip Mark Mehrtens. Seorang mantan kolega mengatakan bahwa Mehrtens adalah sosok family man yang rela melakukan apa saja demi menghidupi istri dan anaknya.

Pemerintah Selandia Baru dan Indonesia sedang melakukan upaya diplomatik untuk membantu Mehrtens.

Baca Juga: KKB Papua Bakar Susi Air dan Sandera 15 Pekerja Termasuk Pilot Asal Selandia, Ini Kata Susi Pudjiastuti

Pihak berwenang setempat mengatakan bahwa tentara dan tim penyelamat sedang mencari keberadaan pria tersebut.

Pada Rabu sore waktu Selandia Baru, Perdana Menteri Chris Hipkins menyatakan bahwa pemerintah telah memberikan dukungan konsuler kepada keluarga Mehrtens.

Pemerintah berkomitmen akan menjaga komentar publik sesedikit mungkin terkait kasus ini. Selain itu, Kedutaan Besar Selandia Baru di Jakarta akan memimpin tanggapan diplomatik.

Baca Juga: Tuai Pujian, Susi Pudjiastuti Bawa Terbang Warga dengan Pesawat Keliling Pangandaran

Seorang rekan pilot Mehrtens mengatakan  Mehrtens dibesarkan di Christchurch dan berlatih di Akademi Penerbangan Internasional di Bandara Christchurch.

Akademi penerbangan mengkonfirmasi bahwa Mehrtens menjalani pelatihan pilot di sana pada tahun 2007 dan 2008.

Usai menjalani pelatihannya di akademi penerbangan, Mehrtens terbang untuk maskapai penerbangan Indonesia, yakni Susi Air, selama delapan tahun.

Hingga akhirnya pada tahun 2016, ia pindah ke Auckland bersama istri yang dinikahinya pada tahun 2012 dan putranya untuk kerja bersama Jetstar Airways.

Baca Juga: Berbagi Kebahagiaan, Susi Pudjiastuti Bawa Terbang Warga Pangandaran dengan Pesawat Secara Gratis

Tiga tahun kemudian, Mehrtens dan keluarganya pindah ke Hong Kong. Dia ditugaskan untuk menerbangkan pesawat dari maskapai penerbangan nasional, Cathay Dragon, sebelum akhirnya berhenti beroperasi pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19.

Lalu Mehrtens memutuskan untuk kembali ke pekerjaan lamanya bersama Susi Air, menerbangkan jalur berbahaya yang menggunakan landasan pacu pendek di kawasan perbukitan, ujar mantan rekannya.

Pendiri Susi Air dan juga mantan Menteri Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti, meminta masyarakat melalui unggahan di akun Twitter-nya untuk berdoa atas keselamatan pilot Mehrtens dan penumpang lainnya yang juga menjadi korban sandera.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti dan Erick Thohir Doakan Anak Ridwan Kamil yang Hilang di Sungai Aare Swiss, ini Harapannya

Seorang mantan pilot Susi Air dari Selandia Baru, berbicara di Radio Selandia Baru bahwa saat dirinya ditugaskan untuk terbang ke Papua pada tahun 2017.

Maskapai memperingatkan pilot untuk mengambil tindakan pencegahan di Papua.

Menurutnya, para pilot disarankan untuk tidak menonjolkan diri, selalu bepergian secara kelompok, mencari supir untuk mengantar mereka berkeliling saat berada di darat, dan tidak meninggalkan kompleks bandara pada malam hari.

Susi Air adalah maskapai penerbangan Indonesia yang dikenal melakukan penerbangan yang membawa sebagian besar barang ke daerah terpencil di Indonesia sesuai yang ditugaskan oleh pemerintah, ujarnya.

Baca Juga: Cantik dan Mempesona! Simak Profil dan Biodata Nadine Kaiser, Putri dari Susi Pudjiastuti yang Suka Traveling

Penerbangan ini disubsidi oleh pemerintah Indonesia dan dimaksudkan untuk membuka pembangunan daerah.

Mantan pilot Susi Air ini juga mendengar laporan adanya penembakan pesawat saat berangkat dari Papua, dengan ditemukannya peluru bersarang di bawah kursi pilot.

Sebby Sambom, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka, mengatakan bahwa penyerangan dan aksi membakar pesawat kecil yang dilakukan oleh KKB ini merupakan bagian dari perjuangan mereka untuk kemerdekaan.

Ia meminta semua penerbangan ke Nduga dihentikan."Kami telah menyandera pilot dan membawanya keluar," kata Sambom dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Dukcapil Kemendagri Merespon Viralnya Dokumen Pribadi Susi Pudjiastuti di Medsos, Berikut Keterangannya

“Kami tidak akan pernah melepaskan pilot yang kami sandera kecuali Indonesia mengakui dan membebaskan Papua dari penjajahan Indonesia.” katanya.

Sambom mengatakan bahwa Mehrtens masih hidup, namun tidak mengungkapkan lokasinya. Lima penumpang yang ada di dalamnya, termasuk seorang anak kecil, dibebaskan karena mereka adalah orang asli Papua.

Pesawat yang diterbangkan oleh Mehrtens itu membawa sekitar 450 kg perbekalan dari bandara di Timika, sebuah kota pertambangan di Kabupaten Tetangga Mimika.

Baca Juga: Ditinggal Susi Pudjiastuti, Fraksi PKS DPR Soroti Pencapaian KKP yang Rendah, Apalagi Ada Penurunan Opini BPK

Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan mengetahui situasi yang melibatkan pilot asal Selandia Baru di Papua.

“Kedutaan Selandia Baru telah memberikan dukungan konsuler kepada keluarga yang bersangkutan. Untuk alasan privasi, kami tidak akan berkomentar lebih lanjut tentang kasus ini.” ujar seorang juru bicara.***

Editor: Sarnapi

Sumber: stuff.co.nz

Tags

Terkini

Terpopuler