Tahukah Kamu? Sastrawan Indonesia, Pramoedya Ternyata Pernah Menulis Buku di Kertas Semen, Cek Faktanya!

7 Februari 2023, 09:42 WIB
Sastrawan besar Indonesia, Pramoedya Ternyata Pernah Menulis Buku di Kertas Semen /Tangkapan layar Instagram/@jejaklangkahpram/

JURNAL SOREANG - Jika kamu pernah menonton film bumi manusia yang diperankan oleh Iqbal Ramadhan maka kamu pun mungkin tak akan asing dengan nama Pramoedya Ananta Toer.

Film berasal dari bukunya Pramoedya Ananta Toer dengan judul yang sama dan pernah diterjemakan kedalam banyak bahasa didunia.

Pramoedya Ananta Toer atau yang lebih akrab disapa pram merupakan salah satu sastrawan terbesar Indonesia yang lahir di Blora Jawa Tengah 6 Febuari 1925.

Baca Juga: Apakah Kamu Seorang Hyper Independence? Cek Faktanya di Sini!

Pram pernah menulis sebanyak 50 buku lebih dan menariknya buku-buku tersebut banyak diterjemakan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing.

Dalam riwayat hidupnya pram dianggap sebagai musuh dari orde baru, Hingga ia pun dipenjara selama bertahun-tahun.

Pram pernah diasingkan ke Pulau Buru yang ada di Maluku dan disis lain sempat mendapatkan larangan untuk memegang pulpen, buku, serta mesin ketik. Lalu dilarang juga untuk menulis.

Baca Juga: Cek Fakta Unik Kota Bandung yang Perlu Diketahui, Apa Saja Kekhasannya?

Meski ancaman dan larangan mendatanginya namun pram tak gentar begitu saja. Salah satu yang menarik adalah pram pernah menulis naskah buku berjudul bumi manusia pada sebuah robekan kertas semen.

Hal tersebut ia lakukan secara diam-diam. Karena jika ketahuan maka naskah tersebut akan disita atau juga dibakar oleh seorang sipir keamanan.

Saat ditahan oleh rezim orde baru maka rumah pram ditahan oleh para tentara. Naskah buku-buku pram pada saat itu dibakar dengan disaksikan oleh sang istri. Selain dari itu, buku-buku yang berada pada perpustakan pram pun ikut dibakar dan menjadi habis.

Baca Juga: Link Live Streaming Puncak Resepsi Harlah 1 Abad NU 2023, Ada Maher Zain hingga Rhoma Irama, Cek Jadwalnya!

Karena larangan terhadap pram tersebut maka rezim orde baru mendapatkan tekanan dari dunia internasional.

Hingga pada akhirnya pram diperbolehkan untuk menulis kembali. Hingga akhirnya buku tetralogi pulau buru pun menjadi ada dan bisa dibaca oleh bangsa sampai sekarang.

Baca Juga: Terbaru! Kumpulan 17 Link Twibbon Harlah NU 1 Abad 2023 serta Makna Logonya, Yuk Semarakkan!

Meski telah diperbolehkan untuk menulis namun cobaan terus ada. Kali ini yaitu tidak diperbolehkannya naskah-naskah pram untuk terbit.

Namun disisi lain pram memiliki seorang sahabat bernama Max Lane, sahabat pram yang berasal dari Australia ini mencoba menerjemahkan buku-buku pram hingga buku-buku tersebut pada akhirnya dapat dibaca oleh dunia Internasional.

Dikarenakan karya-karya yang diciptakannya maka pram meraih banyak penghargaan seperti pernah menjadi kandidat peraih nobel sastra Internasional di Australia, Amerika Serikat, Filipina.***

 

 

Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal SoreangFB Page Jurnal SoreangYouTube Jurnal SoreangInstagram @jurnal.soreang, dan TikTok @jurnalsoreang

 

Editor: Josa Tambunan

Sumber: Instagram @bangsamahasiswa

Tags

Terkini

Terpopuler