Jawa Barat Kunci Penting Penurunan Stunting di Indonesia, Kolaborasi Antar Lembaga Jadi Solusi

14 Desember 2022, 19:38 WIB
Jawa Barat Kunci Penting Penurunan Stunting di Indonesia, Kolaborasi Antar Lembaga Jadi Solusi / Irfan HQ BKKBN /Jurnal Soreang / Tenang Safari/

JURNAL SOREANG – Jawa Barat Stunting Summit yang digelar di Gedung Sate, Bandung, Rabu 14 Desember 2022 menjadi sebuah kolaborasi antar lembaga yaitu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama dengan Kementerian Kesehatan serta Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

Kegiatan Jabar Stunting Summit ini merupakan acara yang diinisiasi oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pentahelix dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Adapun acaranya dimeriahkan dengan pameran stand expo, talkshow para pakar, perlombaan serta pemberian apresiasi kepada Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Tahun 2022.

Baca Juga: Cegah Stunting di Kampung KB Perceka, Sukses Berdayakan Masyarakat dengan Berbagai Inovasi

Dalam kegiatan ini hadir para pemangku kepentingan daerah, Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten/Kota, Tim Penggerak PKK, Organisasi Profesi, Mitra Pembangunan, CSR, serta seluruh pihak-pihak yang memiliki inovasi dalam mempercepat penurunan stunting di Jawa Barat.

Dalam sambutannya, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo Sp.OG mengatakan, Jawa Barat memiliki peran yang sangat signifikan dalam pertumbuhan masyarakat Indonesia. Sebagai tolok ukurnya yaitu angka kelahiran bayi di Jawa Barat diperkirakan sebanyak 880.000 jiwa setiap tahunnya.

Baca Juga: Momen Harganas XXIX, Presiden Jokowi Ajak Keluarga Tanami Pekarangan Sebagai Sumber Pangan Atasi Stunting

“Angka ini hampir sama dengan jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Utara. Bisa dibayangkan, Provinsi Jawa Barat setiap tahunnya bisa melahirkan provinsi baru dengan jumlah angka kelahiran sebanyak itu,” ujar Hasto.

Kolaborasi Antar Lembaga Jadi Solusi / BKKBN

Lebih lanjut, menurut Hasto, berbicara tentang stunting salah satu cara terbaik dalam mencegah kelahiran anak stunting baru di Jawa Barat dengan menghadang calon pengantin.

“Kita bisa memberi pemahaman kepada calon pengantin yang akan menikah. Kita pastikan bahwa yang mau menikah ini memang dalam kondisi yang sehat, calon pengantin wanita tidak anemia. Insya Allah, apabila kita bisa memastikan setiap calon pengantin memiliki kondisi fisik yang maksimal, kemungkinan kita dapat mencegah 320.000 bayi lahir yang berpotensi stunting,” pungkasnya.

Baca Juga: Simak! 5 Ramalan Jayabaya di Tahun 2023 tentang Indonesia dan Dunia, Benarkah Resesi Ekonomi Akan Terjadi?

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU sepakat dengan apa yang disampaikan Kepala BKKBN, beliau juga menyoroti masih banyaknya salah persepsi mengenai pencegahan stunting di daerah.

“Di Kementerian Kesehatan, prioritas tinggi untuk intervensi spesifik ini adalah sang Ibu sebelum melahirkan. Banyak yang beranggapan bahwa untuk menurunkan stunting kita harus menangani bayinya, ini pemikiran yang salah. Sebab sebenarnya 70% upaya pencegahan harus dilakukan pada calon pengantin wanita atau ibu hamil," ujar Budi.

Jumlah balita yang menderita stunting menurut Budi Gunadi ada dikisaran 5,3 juta dari 21 juta balita di Indonesia. Sebanyak 971.000 ada di Jawa Barat.

Baca Juga: Semifinal Piala Dunia 2022: Berikut 5 Pemain yang Menjadi Kunci Utama di Laga Prancis vs Maroko

"Apabila Jawa Barat berhasil menurunkan angka stunting, kondisi ini bisa menjadi penentu bagi keberhasilan upaya penurunan stunting di Indonesia," jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Gubernur Jawa Barat, Dr. (H.C.) H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T, M.U.D, menyampaikan pendapatnya bahwa terdapat 3 hal yang mungkin bisa meruntuhkan cita-cita Indonesia Emas, apabila ekonomi politik negeri saling bertengkar, ekonomi digital tidak dikembangkan, serta stunting masih ada di Indonesia.

“Menurunkan angka stunting merupakan tugas seluruh dinas dengan caranya masing-masing. Meskipun stunting itu masalah kesehatan, tapi ini juga menyangkut tentang yang namanya peradaban manusia. Kalau sudah menyangkut dengan peradaban, apapun itu tentu harus menjadi tanggung jawab kita semua,” jelas Ridwan.***

 

Editor: Tenang Safari

Sumber: BKKBN Jabar

Tags

Terkini

Terpopuler