Fakta Unik dari 'Pameran “MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI' Hadirkan 108 Karya Perupa Indonesia di Galeri Nasional

5 Agustus 2022, 17:25 WIB
Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia MANIFESTO kembali digelar di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. MANIFESTO kali ini hadir sebagai gelaran ke-8 dengan mengangkat tajuk TRANSPOSISI. /Kemendikbud ristek/

 

JURNAL SOREANG- Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia MANIFESTO kembali digelar di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. MANIFESTO kali ini hadir sebagai gelaran ke-8 dengan mengangkat tajuk TRANSPOSISI.

 Pameran “MANIFESTO VIII: TRANSPOSISI” menampilkan karya 108 perupa Indonesia (perorangan dan kelompok). Masing-masing perupa menyuguhkan karya yang dipilih berdasarkan hasil seleksi kurasi dari 613 calon peserta yang mengajukan melalui undangan terbuka (open call).

Karya-karya tersebut berupa lukisan, grafis, drawing, mural, patung, instalasi, found object, kolase, kriya tekstil, fotografi, seni digital, video art, animasi, video mapping, dan virtual reality.

Baca Juga: Wow Mantul! Pembagian Raport Diisi Siswa SMP BPPI Bojong Kota Bandung untuk Gelar Pameran Seni Siswa
 
Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia MANIFESTO VIII “TRANSPOSISI” dikuratori oleh Rizki A. Zaelani, Suwarno Wisetrotomo, Citra Smara Dewi, dan Teguh Margono. Kurator Rizki mengatakan, karya-karya yang dipamerkan menunjukkan jenis dan karakter medium ekspresi yang beraneka.

Bentuk dan ukuran karya-karyanya bervariasi: ukuran maksimal dengan sifatnya yang ekspansif atau instalatif, atau ukuran minimal yang justru memilih karakter ekspresi yang lebih intim.
 
Ada tiga fakta unik yang penting dalam watak medium ekspresi: pertama, adanya kecenderungan intensifikasi pengolahan medium-medium ekspresi yang bersifat konvensional (dari gambar, lukisan, atau patung).

Baca Juga: 8 Tempat Wisata di Lembang, Bandung Barat, yang Cocok untuk Liburan Nomor 7 Ada Pameran Seni Rupanya

"Kedua, adanya jenis eksplorasi dan perluasan karakter medium ekspresi dari gabungan berbagi material, objek, atau benda yang termanifestasikan sebagai kesatuan gagasan; dan ketiga, adanya penggabungan atau interaksi antara medium karya yang bersifat aktual dengan karya digital yang bersifat virtual,” kata Rizki.

Ia menambahkan, Pameran MANIFESTO terus menegaskan dua hal penting. Pertama, perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia kini telah mengembangkan model apresiasi publik terhadap ekspresi karya-karya seni rupa yang dipresentasikan di ruang-ruang publik (termasuk gedung STOVIA yang kini dijadikan museum kesejarahan).

Kedua, gagasan penciptaan karya-karya seni rupa kontemporer Indonesia pun, pada umumnya, tetap menjadi khas dan signifikan karena selalu menghubungkan dinamika kemajuan masyarakat kontemporer kini dengan landasan pembelaan sikap-sikap kebangsaan.

Baca Juga: Rijksmuseum Belanda Gelar Pameran 'REVOLUSI! INDONESIA MERDEKA' Tentang Perjuangan Melawan Penjajahan
 
“TRANSPOSISI” sebagai tema kerja kurasi maupun judul pameran kali ini lebih dari sekadar undangan bagi para seniman untuk menentukan posisi dan peran kerja penciptaan seni mereka yang baru (atau sekadar “reposisi”).

Tema “TRANSPOSISI” menganggap penting upaya pengetahuan dan kesadaran para seniman untuk terus memeriksa kamus gagasan serta tindakan penciptaan seni yang sebelumnya telah dikerjakan masing-masing seniman untuk menciptakan lokasi peran seni yang terbarukan.
 
“Pendek kata, pameran ini memanfaatkan gagasan ‘TRANSPOSISI’ sebagai kemungkinan cara untuk terus menemukan atau menciptakan bentuk-bentuk yang hidup dari ekspresi perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia, kini dan masa kemudian,” ujar Rizki.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek

Tags

Terkini

Terpopuler