Harganas XXIX, Tekan Prevalensi Stunting, BKKBN Dorong KB Pascapersalinan

6 Juli 2022, 14:18 WIB
Kepala BKKBN Dr (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.Og (K) ketika menyampaikan arahanya dihadapan 34 kepala dan jajaran kantor Perwakilan BKKBN di seluruh Indonesia, Selasa,5 Juli 2022 /Jurnal Soreang/

JURNAL SOREANG - Dalam acara Konsolidasi Implementasi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2022 yang diikuti oleh 34 kepala dan jajaran kantor Perwakilan BKKBN di seluruh Indonesia, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meminta para penyuluh Keluarga Berencana (KB) untuk terus meningkatkan layanan KB bagi akseptor pascapersalinan.

“Layanan KB pascapersalinan itu efektif untuk menurunkan prevalensi stunting,” jelasnya.

Kepala BKKBN Dr (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.Og (K) menyampaikan itu dihadapan 34 kepala dan jajaran kantor Perwakilan BKKBN di seluruh Indonesia, Selasa,5 Juli 2022 dalam acara yang digelar hybrid, luring dan daring dari Hotel Santika Medan, Sumatera Utara.

Baca Juga: Momen Hari Keluarga Nasional, BKKBN Bantu NIB untuk Keluarga Akseptor KB

Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXIX.

“Kalau sampai pasca bersalin tidak KB maka sangat sulit sekali menurunkan stunting. Dengan grebek pasca persalinan sebetulnya akseptor baru akan tercapai. Artinya unmet neednya turun, akseptor barunya ada juga, stuntingnya turun. Jadi sekali kerja dapat tiga kalau mau grebek pasca persalinan,” kata Hasto.

Menurut Hasto, lebih mudah mengajak ibu pasca bersalin untuk memasang kontrasepsi. Sebab, secara psikologis seorang ibu yang baru melahirkan tidak ingin langsung punya anak lagi.

Ini bisa menjadi strategi komunikasi yang baik pintu gerbang bagi BKKBN untuk mensukseskan program Bangga Kencana.

“Anda hari ini melahirkan ditanya satu tahun lagi apa mau melahirkan? Pasti 100 persen jawab tidak, saya yakin itu. Tapi kalau ditanya siapa yang mau pasang kontrasepsi yang jawab iya 29 persen sehingga punya peluang 71 persen untuk dirayu. Pil bisa, kondom bisa, susuk bisa,” jelasnya lagi.

 

Baca Juga: Simak! BKKBN, Inilah 8 Tips dan Langkah Cegah Stunting, ASI Eksklusif Salahsatunya

Hasto juga meminta jajaran perwakilan BKKBN di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan seoptimal mungkin media massa dan media sosial.

“Bapak dan ibu, bisa blow up di media. Informasikan setelah melahirkan langsung bisa pasang susuk. Habis melahirkan pasang susuk maka menyusui jadi lancar dan orangnya tetap sehat. Ini adalah strategi pasar,” kata Hasto.

Hasto juga meminta jajaran perwakilan BKKBN untuk bekerja secara efektif dan efisien.

“Penting sekali komunikasi. nggak akan sukses kalau kita diam saja. Pesan saya pakai bahasa positif. Jangan cari jalan buntu tapi jalan cerahnya. Cari peluang, kalau nggak ada ciptakan peluang sendiri. Stunting jadi kekuatan baru tapi tidak melupakan program Bangga Kencana, tidak melupakan tugas kita menjalankan visi kependudukan dan keluarga seimbang,” ujarnya.

 

Baca Juga: Posyandu Jadi Garda Terdepan Pencegahan Stunting, Ilmu Kesejahteraan Sosial Fisip Unpas Ikut Terjun

Stunting merupakan ancaman nyata bagi masa depan anak-anak dan Indonesia. Angka kasus stunting yang saat ini mencapai 24,4% masih melebihi ambang batas Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) yakni prevelansi stunting kurang dari 20%.

Dalam hal ini BKKBN akan terus berupaya dengan berbagai cara untuk mencapai target penurunan stunting nasional menjadi 14% pada 2024.

Untuk puncak peringatan ke 29 Harganas akan digelar di Kota Medan, Sumatera Utara pada Kamis 7 Juli 2022.

Puncak Harganas ini juga menjadi momentum BKKBN untuk menurunkan prevalensi stunting.***

Editor: Tenang Safari

Sumber: Media Cencer BKKBN

Tags

Terkini

Terpopuler