Wow! Ternyata Selama Ini Belanda Dikutuk Berlian Milik Kesultanan Suku Banjar. Simak Ceritanya

27 Desember 2021, 11:19 WIB
Berlian Banjarmasin yang dirampas Belanda ratusan tahun lalu/instagram @kesultananbanjar_official /

JURNAL SOREANG - Selama ini, Rijksmuseum Amsterdam, Belanda memamerkan sebuah Berlian yang berasal dari Indonesia.

Berlian yang dikenal sebagai Berlian Banjarmasin asal Kalimantan ini merupakan barang rampasan Belanda saat mereka menduduki Indonesia.

Banjarmasin dulunya adalah ibukota Kesultanan Banjar dan dari abad ke 15 hingga abad ke 19, tempat ini telah menjadi pusat perdagangan permata berkualitas tinggi dari India.

Baca Juga: Wanita-Wanita Cantik Penakluk Hati Para Pemain Timnas Indonesia, Mulai dari Pasangan Nadeo Hingga Irfan Jaya

Hingga dari sana, Kesultanan Banjar dikenal memiliki harta kekayaan yang sangat melimpah dan menggoda Belanda untuk merampasnya.

Tahun 1612, Belanda menggempur Banjar Lama (Kampung Keraton) dengan meriam mengakibatkan istana kesultanan Banjar tersebut hancur.

Pada 1859 setelah Pangeran Tamjidillah (Penguasa Kesultanan Banjar saat itu) digulingkan, Pemerintah Belanda menyita harta karun kesultanan Banjar dan mengirim semuanya ke Belanda.

Baca Juga: Inilah Kisah Irfan Jaya, Senjata Timnas Indonesia Yang Diincar Banyak Klub, Termasuk Persib dan Bali United

Kapal-kapal Belanda mengangkut rampasan perang Banjar melalui Sungai Martapura, ke Batavia lalu ke Belanda

Selama abad ke-18, Belanda telah mengeruk sekitar 50.000 karat berlian dari Banjarmasin.

Beratus-ratus tahun setelah masa penjajahan, harta-harta tersebut masih dijaga Belanda, bahkan kemudian pemerintahnya menginventarisasi harta haram itu.

Baca Juga: Bikin Malu Stiker Lokal, Irfan Jaya Berhasil Menempel Pemain Asing di Jajaran Top Skor, Jadi Gabung ke Persib?

Berlian berbobot sekitar 70 karat itu sempat mereka tawarkan sebagai hadiah kepada Raja Willem III tetapi sang raja menolaknya karena mungkin butuh banyak uang untuk memperbaikinya.

Karena berlian tersebut merupakan spesimen istimewa, mereka lalu mengirimnya ke Museum Sejarah Alam Belanda untuk dipajang. Tetapi museum itu tidak menginginkan batu itu.

Pada sekitar tahun 1900-an seorang menteri kolonial mencoba untuk menjual berlian agar menghasilan uang. Namun, lagi-lagi tidak ada yang menginginkan Berlian Banjarmasin.

Baca Juga: Fenomena Hantu Kuyang, Benarkah Ada di Kalangan Suku Banjar? Simak Kesaksiannya

Sang Menteri menduga bahwa ukuran berlian itulah yang membuat pembeli takut dan ia memutuskan untuk memotong berlian itu menjadi 36 karat dan dibentuk persegi. Namun, tetap saja, pembeli menjauh dari “batu curian” itu.

Akhirnya pilihan terakhir adalah memajangnya di museum nasional Rijksmuseum, Amsterdam.

Tetapi hal itu membuatnya lebih buruk. Berlian yang sudah dipotong tidak memiliki makna sejarah dan dikembalikan lagi ke E. dan J. Vital Israels sebagai perserikatan dagang yang menjalankan usaha penjualan berlian ini.

Baca Juga: Pendatang Wajib Tahu! Tolak Makanan di Daerah Suku Banjar Bisa Berakibat Musibah!

Mereka juga tidak dapat menemukan pembeli untuk berlian tersebut. Pada tahun 1902, pemerintah memutuskan untuk menyerah. Mereka mengambil kembali Berlian Banjarmasin dan menyimpannya.

Kenapa Banjarmasin tidak laku padahal tak ada dengan kecemerlangannya, memunculkan teori soal ada hubungannya dengan fakta bahwa barlian itu adalah rampasan perang.

Tahun 2010, Kesultanan Banjar didirikan kembali dan mengklaim sebagi ahli waris seluruh artefak yang ada di Belanda.

Baca Juga: Indonesia vs Thailand di Final AFF, Legenda Persib Yudi Guntara: Semoga Sejarah 36 Tahun Lalu Terulang

Sultan Banjar, Khairul Saleh, pernah mengajukan permohonan pengembalian artefak dari kerajaan Belanda.

Sejak 2015 pemerintah Indonesia telah mengupayakan untuk memulangkan artefak-artefak sejarah dari berbagai museum di dunia.

Upayanya itu mulai membuahkan hasil. Awal 2020, Belanda mengembalikan ribuan artefak ke Indonesia.
***

Editor: Sam

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler