JURNAL SOREANG - Selain Bandung dengan julukan Paris van Java, tak banyak yang tahu bahwa julukan Paris van Sumatra pernah disematkan pada Kota Medan.
Medan dijuluki sebagai Paris Van Medan sebelum Perang Dunia II karena sebagai pusat perkebunan yang dijiwai oleh semangat kemajuan, keberanian, dan kerja keras.
Pada abad ke-19, Paris van Sumatra adalah bentuk ‘kompetisi’ Belanda terhadap Inggris, karena kala itu Inggris sudah membangun pulau Pinang.
Baca Juga: Kemenkeu Bakal Adakan Pemotongan Anggaran MPR Demi Bansos Warga Miskin dan Pasien Covid-19
Tak mau kalah, Belanda pun ingin membangun kota koloni yang sama seperti Inggris.
Untuk itu, Belanda memilih Medan sebagai kota koloni.
Ditambah, komoditas utama Medan, yaitu tembakau yang merupakan tembakau favorit orang-orang Eropa saat itu.
Medan sempat dihiasi oleh gedung bercorak art deco dengan cat putih.
Tak hanya itu, beragam monumen, dan simbolisasi yang erat kaitannya dengan citra Eropa juga terdapat di Medan.
Apapun yang menjadi tren di Paris seperti tren Baret Perancis, pertunjukkan opera, hingga bacaan roman picisan bertema percintaan ada di Medan.
Namun, keindahan kota Paris di Medan hancur dan terhenti seketika seirin dengan pecahnya Perang Dunia II.
Semenjak itu, Medan meninggalkan bayang-bayang kolonial Belanda, kemudian menjadi kota maju dan metropolis.***