Kritisi Izin Pendirian Pabrik Vaksin China di Indonesia, Mulyanto: Saya Kurang Ngerti Logika Pak Luhut

26 Agustus 2021, 14:19 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto. /Jurnal Soreang/dpr.go.id

JURNAL SOREANG - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto mengkritisi pemerintah yang lebih mengutamakan pendirian pabrik vaksin dari China di Indonesia, dibandingkan mendukung riset dan produksi vaksin Merah Putih dalam negeri.

Menurutnya, kebijakan ini sangat merugikan dan menghambat perkembangan riset vaksin Merah Putih yang hampir rampung.

"Semestinya, pemerintah memprioritaskan pembangunan pabrik vaksin Merah Putih, bukan malah mempromosikan pabrik vaksin dari China," tegas Mulyanto, sebagaimana dikutip dari dpr.go.id yang diunggah pada Rabu, 25 Agustus 2021.

Baca Juga: DPR Sahkan UU Perdagangan Elektronik ASEAN, Nevi: Ini Peluang dan Tantangan UMKM yang Makin Besar

Kebijakan ini, lanjut Mulyanto, bersifat kontra produktif karena para ahli Indonesia saat ini sudah mampu memproduksi vaksin Covid-19 tersebut.

Terlebih lagi, Komisi VII DPR RI terima laporan dari Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bahwa riset vaksin Merah Putih berbasis platform inactivated virus tengah dilakukan uji praklinis (clinical lots) dan akan dilanjutkan dengan uji klinis fase 1-3.

Emergency Use Authority (EUA) untuk vaksin yang dipelopori Universitas Airlangga (Unair) ini diperkirakan akan dikeluarkan BPOM pada Maret 2022. Dilaporkan juga bahwa saat ini BPOM tengah melakukan uji praklinis vaksin Merah Putih.

Selanjutnya, vaksin Merah Putih dapat diproduksi massal bekerja sama dengan PT. Biotis Pharmaceuticals Indonesia.

Baca Juga: Impor Pangan Masih Marak Meski Sudah Ada Food Estate, DPR: Pemerintah Harus Evaluasi Food Estate

Dalam Konsorsium Riset Covid-19 yang dikoordinasikan BRIN, sambung Mulyanto, ada 11 platform riset vaksin Merah Putih yang dijalankan oleh 6 lembaga riset pemerintah dan perguruan tinggi, yakni LBM Eijkman, LIPI, UI, ITB, Unair, dan UGM.

Di tengah upaya Konsorsium Riset Covid-19 untuk mempercepat produksi vaksin, ternyata pemerintah berniat membuka izin pembangunan pabrik vaksin dari China di Indonesia.

Mulyanto menilai pemerintah hanya fokus pada pertumbuhan investasi tanpa memperhatikan dampak jangka panjang bagi kemajuan riset dan industri dalam negeri.

"Terus terang saya kurang mengerti logika Pak Luhut ini. Kalau logika sederhana saya, kita harus genjot dan kawal riset dan produksi vaksin Merah Putih dengan berbagai kebijakan yang mungkin diterapkan pemerintah. Jangan belum apa-apa, sudah mempromosikan pembangunan pabrik vaksin asing di Indonesia," sesal politisi dari fraksi PKS ini.

Baca Juga: 32 Nelayan Aceh Ditahan di Thailand, Anggota DPR Minta KKP Segera Bertindak

Bila sebelumnya pemerintah mengimpor ratusan juta dosis vaksin dari China, kini pemerintah akan memfasilitasi pendirian pabrik vaksin dari China di Indonesia.

"Terkesan kita ini asing-minded dan senang-senang saja pasar domestik yang besar ini digerogoti oleh pabrik-pabrik asing," tandas Mulyanto.

Sebagai informasi, dalam Rakornas APINDO ke-31 beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa saat ini terdapat satu perusahaan asal China yang direncanakan akan memproduksi vaksin di Indonesia pada April tahun 2022. 

Vaksin yang diproduksi merupakan vaksin jenis mRNA, satu jenis vaksin baru yang kandungannya berbeda dengan jenis vaksin lainnya.***

Editor: Rustandi

Sumber: dpr.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler