Gagasan Tri Sakti Proklamator RI Seokarno-Hatta Disebut Mampu Nasionalisme dan Pemulihan Ekonomi Saat Ini

23 Agustus 2021, 22:24 WIB
Gagasan Tri Sakti Proklamator RI Seokarno-Hatta Disebut Mampu Nasionalisme dan Pemulihan Ekonomi Saat Ini /Handri/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak semua elemen untuk meneladani konsep Tri Sakti yang digagal oleh Proklamator kemerdekaan Ri, Bung Karno dan Bung Hatta.

Teten menilai gagasan tersetbut, terutama mengenai ekonomi kerakyatan, sangat relevan untuk diterapkan dalam kondisi bangsa saat ini.

Menurut Teten, Bung Karno melalui konsep Tri Sakti memiliki visi mewujudkan kemandirian bangsa di bidang politik, ekonomi dan kebudayaan menuju kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Baca Juga: Kisah Cinta Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno, Dari Nikah Muda hingga Cintai Istri Orang

Sedangkan Bung Hatta melalui Konsep Ekonomi Kerakyatan, yakni koperasi sebagai sokoguru dan tulang punggung ekonomi.

Teten menyatakan, dua tokoh bangsa ini mempunyai visi untuk membangun kemandirian politik, budaya, dan ekonomi.

Perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta, dirumuskan sangat jelas dalam pasal 33 Undang-undang Dasar 1945.

Baca Juga: Dukung Ketersediaan Bahan Bacaan, Perpusnas Gelar Perpusnas Writers Festival

Bung Hatta, ujarnya, menegaskan bahwa ekosistem ekonomi berasaskan kekeluargaan wujudnya adalah koperasi.

Di tengah perkembangan dunia yang semakin kompetitif, dunia usaha terutama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan koperasi harus melakukan inovasi dan transformasi.

Karena itu, UMKM dan koperasi harus mengembangkan model bisnisnya dengan asupan informasi yang memadai.

Baca Juga: Perpusnas: Rendahnya Budaya Literasi Bisa Picu Beban Biaya Kesehatan dan Bertambahnya Pengangguran

Teten juga menjelaskan, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI memiliki kontribusi dalam mengembangkan UMKM dan koperasi di Indonesia tersebut, melalui konten informasi yang dimiliki.

“Karena itu penting akses informasi, akses terhadap pengembangan usaha, termasuk vokasi. Dengan peran Perpusnas yang bisa memberikan akses bagi pengembangan kewirausahaan di Indonesia,” tutur Teten dalam talkshow Internalisasi Pemikiran Bung Karno dan Bung Hatta dengan tema "Literasi Kebangsaan Memperkokoh Nasionalisme dan Mempercepat Pemulihan Ekonomi Berbasis Koperasi", yang digelar secara daring, Senin 23 Agustu 2021.

Teten menambahkan, kemandirian ekonomi akan sangat kuat apabila ownership dari pembangunan ekonomi dan kegiatan usaha, ada di masyarakat.

Baca Juga: 6,5 Juta Masyarakat Indonesia Akses Konten Digital Artikel Ilmiah di Perpusnas yang Kini Berusia 41 Tahun

Sementara itu, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menegaskan, peran perpustakaan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Buku-buku terapan yang ada di perpustakaan, ujarnya, bermanfaat untuk meningkatkan skill atau keterampilan masyarakat.

"SDM yang berkualitas adalah SDM yang memiliki penguasaan terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan yang diimplementasikan untuk menciptakan barang dan jasa. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan income per kapita masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan," kata Syarif Bando.

Sejak 2018, Perpusnas mengusung program Perpustakaan Transformasi Berbasis Inklusi Sosial untuk masyarakat marjinal.

Baca Juga: Bupati Bandung Dadang M Naser meraih penghargaan dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI

Tahun ini, program berlanjut dan pendampingan telah membuahkan hasil, di mana masyarakat yang mengikuti program telah membuka UMKM.

"Ini sebagai bentuk dukungan penuh Perpusnas dalam meningkatkan literasi masyarakat untuk pemulihan ekonomi di era pandemi," ujar Syarif Bando.

Sementara itu, pakar Aliansi Kebangsaan Yudi Latif mengatakan Bung Karno dan Bung Hatta bagaikan sepasang sayap garuda Indonesia yang saling melengkapi.

Baca Juga: Perpustakaan Harus Mengawal Perkembangan Pengetahuan Petani Indonesia

Sebagai pribadi, dua tokoh bangsa ini berasal dari latar belakang dan memiliki karakter yang berbeda.

Namun, secara fundamental keduanya memiliki titik temu dalam membangun negara, terutama ekonomi dengan semangat kekeluargaan.

Yudi menyebut, konsep koperasi yang digagas oleh Bung Hatta adalah membangun satu ruang komunitas yang memungkinkan terjadinya semangat demokrasi, semangat partisipasi, dan menambah rasa percaya diri.

Baca Juga: Sinergitas Perpustakaan dan Pemerintah Jadi Kunci Peningkatan Budaya Literasi

Dengan membangun kekuatan bersama serta melakukan kolaborasi dengan seluruh kemampuan.

"Koperasi itu hakikatnya adalah ekonomi komunitas. Jadi kalau yang kecil-kecil ini tidak bisa mengumpulkan modal, maka harus berjejaring membentuk satu kekuatan kolektif, yang dengan itu bisa menjadi satu agen atau satu kekuatan ekonomi komunitas," kata Yudi.

Hal senada diungkapkan putri bungsu Bung Hatta Halida Nuriah Hatta.

Baca Juga: Sinergitas Perpustakaan dan Pemerintah Jadi Kunci Peningkatan Budaya Literasi

Dalam mengisi kemerdekaan, ujar Halida, Bung Hatta mencoba untuk menyediakan fasilitas ekonomi bagi rakyatnya melalui koperasi, yang dikelola dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat.

"Setiap individu yang menjadi anggota koperasi itu mempunyai hak bicara dalam kegiatan ekonomi. Sehingga para anggota memiliki andil dalam memajukan koperasi, sebagai sebuah organisasi untuk mengangkat harkat martabat kehidupan mereka," kata Halida.

Wartawan Senior Hasril Channiago mengatakan, pemikiran Bung Hatta, khususnya dalam membangun ekonomi kemandirian yang berbasis kerakyatan yaitu koperasi, masih sangat relevan dan dibutuhkan.

Baca Juga: Sinergitas Perpustakaan dan Pemerintah Jadi Kunci Peningkatan Budaya Literasi

Hanya saja, harus ada kemampuan politik dan kemauan negara untuk melaksanakannya.

Menurut Ketua Badan Pengurus Yayasan Pusat Kebudaya Minangkabau (PKM) ini, harus ada keberpihakan untuk membangun koperasi dan UKM, salah satunya pembatasan atau pengaturan jaringan ritel raksasa.

"Jadi sekarang yang kita perlukan adalah kemauan untuk mengimplementasikan pondasi landasan-pemikiran yang sudah dirumuskan oleh Bapak Bangsa kita, khususnya Bung Karno dan Bung Hatta," ujar Hasrio.***

Editor: Handri

Tags

Terkini

Terpopuler