JURNAL SOREANG - Soeharto merupakan presiden Indonesia kedua, setelah kepemimpinan Soekarno. Soeharto bisa dibilang presiden yang paling lama masa jabatannya, dia menjabat selama 32 tahun.
Dikutip Jurnal Soreang Sabtu 31 Juli 2021 dari buku yang berjudul “Biografi Daripada Soeharto” yang ditulis oleh A. Yogaswara, disebutkan bahwa Soeharto selama menjadi Presiden, selalu memperlihatkan sikap yang membingungkan.
Hal tersebut dikarenakan, sikapnya terhadap kasus korupsi. Di satu sisi, Soeharto selalu lantang kepada publik untuk melakukan pemberantasan korupsi.
Baca Juga: Nasihat Presiden Soeharto Sebelum Wafat Kepada Mbak Tutut: Tetap Sabar dan Jangan Dendam
Namun di sisi lain, Soeharto bersikap selalu melindungi pelaku tindak korupsi yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya. Termasuk keluarga Soeharto sendiri yang dikenal dengan keluarga Cendana.
Berikut bisnis-bisnis yang dilakukan oleh keluarga Cendana:
1. Bisnis Impor Mobil Mewah
Baca Juga: Presiden Soeharto Salat Tahajud Sebelum Wafat, Mbak Tutut: Memutar Kasur Menghadap Kiblat
Bisnis yang dilakukan oleh keluarga Cendara, dimulai sekitar tahun 70-an. Tien Soeharto, yang merupakan sang presiden, seringkali terlibat dalam skandal-skandal bisnis.
Salah satunya bisnis impor mobil-mobil mewah, yang oleh Kepala Polisi Hugeng Imam Santoso dibongkar jaringan sindikatnya.
Pembongkaran sindikat yang dilakukan Hugeng pada bulan September 1971 itu berakhir dengan pencopotan jabatannya.
Baca Juga: Mbak Tutut Ungkap Kisah Sebelum Wafatnya Sang Ayah, Soeharto: Makan Sepotong Pizza dengan Lahap
Impor mobil mewah ini melibatkan Tien Soeharto dan juga mendapatkan perlindungan oleh tentara, hal itu sebagai bukti bahwa Soeharto melindungi tindak korupsi yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya.
2. Yayasan Harapan Kita
Bukan hanya terlibat dalam proyek impor mobil mewah, Tien Soeharto juga terlibat dalam kasus pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Baca Juga: Sangat Menyentuh, Berikut Pidato Terakhir Presiden Soeharto Sebelum Orde Baru Berakhir
Proyek yang habiskan dana miliran rupiah tersebut, dinilai bentuk pemborosan pada saat itu. Banyak mahasiswa yang protes atas proyek TMII, karena Indonesia sedang termasuk kategori negara miskin.
Tien Soeharto melalui Yayasan Harapan Kita mengumpulkan dana sumbangan dari para pejabat daerah untuk pengembangan proyek TMII.
Banyak gelombang protes yang mencuat akan tindakan yang dilakukan oleh Tien Soeharto.
Baca Juga: Tommy Soeharto Bagikan Pidato Terakhir Sang Ayah: Mudah-mudahan ini Mengurangi Beban Saya di Akhirat
Namun Soeharto balik menuding mahasiswa, yang dinilainya ditunggangi oleh kelompok tertentu untuk kepentingan politik.
3. Mendirikan Kelompok Humpuss
Pendirian kelompok Humpuss diprakasai dua anak Soeharto, Tommy dan Sigit Harjoyudanto, pada tahun 1984.
Baca Juga: BJ Habibie Mengenang Pesan Presiden Soeharto Sebelum Wafat: Saya Juga Manusia, Punya Perasaan!
Kelompok ini didirikan oleh kedua anak Soeharto itu, untuk dapat melakukan penguasaan atas kegiatan-kegiatan BUMN. Salah satunya adalah menguasai hak-hak pertamina.
Tommy sebagai yang paling gigih menjalankan bisnis ini, menggunakan koneksi atas nama Soeharto untuk melakukan lobi-lobi yang berkaitan dengan bisnis-bisnis BUMN tersebut.
4. Bimantara
Sebelumnya tahun 1982, kakak dari Tommy, Bambang Trihatmojo juga mendirikan Bimantara.
Bimantara merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha bidang tanah, pembangunan hotel, monopoli ekspor berupa minyak dari Pertamina, dan monopoli impor plastik.
5. RCTI
Baca Juga: Mengenang Sultan Hassanal Bolkiah Ketika Menjenguk Mantan Presiden Soeharto Menjelang Wafat
Selain membangun Bimantara, Bambang Trihatmojo juga melebarkan sayap bisnisnya. Dia kemudian berbisnis pada ranah pertelevisian dengan mendirikan RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia).
Demi membantu bisnis yang dilakukan anaknya ini, Seoharto atas nama pemerintahan kemudian mencabut larangan atas televisi komersial pada tahun 1988.
6. Citra Lamtoro Gung
Baca Juga: Pertamakali Bertemu Mantan Presiden Soeharto, Sultan Hassanal Bolkiah Minta Dukungan Indonesia
Terakhir adalah bisnis yang dijalankan oleh anak perempuan Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana atau lebih dikenal dengan Tutut Soeharto.
Dia mendirikan Citra Lamtoro Gung pada tahun 1983. Melalui perusahaan yang didirikannya tersebut, Tutut berhasil bermain di bidang bisnis pembangunan jalan tol.
Selain merambah pembangunan jalan tol, kemudian Tutut melakukan akuisisi terhadap Televisi Pendidikan Indonesia (TPI).
Baca Juga: Sultan Hassanal Bolkiah Mengaku Sangat Mengagumi Mantan Presiden Soeharto, Begini Alasannya
Kemudian TPI ini menggunakan secara gratis dari fasilitas yang tersedia di TVRI. Yang mana TVRI pada saat itu berstatus sebagai yayasan yang didirikan oleh pemerintahan.
Seperti yang dilansir Jurnal Soreang pada lama website tvri.go.id, pendirian TVRI didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 215 Tahun 1963.***