Dibatalkan Jokowi, Mahfud MD Bocorkan Ide Awal Vaksin Gotong Royong Berbayar dari Kimia Farma

17 Juli 2021, 15:50 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD bocorkan ide awal vaksin berbayar dari Kimia Farma yang dibatalkan Presiden Jokowi /@mohmahfudmd

JURNAL SOREANG - Menkopolhukam Mahfud MD tiba-tiba membocorkan ide awal vaksin berbayar dari Kimia Farma yang saat ini secara resmi dibatalkan Presiden Jokowi.

Mahfud MD yang merupakan salah satu pembantu Jokowi di kabinet menyebut ide vaksin berbayar dari Kimia Farma itu muncul lantaran meledaknya Covid-19 varian Delta.

Sebagai informasi, pengumuman pembatalan vaksin berbayar yang akan diluncurkan Kimia Farma itu disampaikan langsung anak buah Jokowi, Pramono Anung, Jumat, 16 Juli 2021.

Baca Juga: Vaksin Gotong Royong Berbayar dari Kimia Farma Resmi Dibatalkan, Anak Buah Jokowi Beberkan Alasannya

“Setelah mendapatkan masukan dan juga respons dari masyarakat, Presiden (Jokowi) telah memberikan arahan dengan tegas untuk vaksin berbayar yang rencananya disalurkan melalui Kimia Farma semuanya dibatalkan dan dicabut,” kata Pramono Anung dikutip Jurnal Soreang dari laman Sekretariat Kabinet.

Dengan demikian, kata dia, seluruh vaksin akan tetap menggunakan mekanisme seperti yang telah berjalan saat ini yakni gratis bagi seluruh masyarakat.

“Semua vaksin (termasuk dari Kimia Farma) tetap dengan mekanisme yang digratiskan seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden (Jokowi) sebelumnya,” kata Pramono Anung yang menjabat Sekretaris Kabinet.

Baca Juga: Harga Vaksin Gotong Royong Rp879.140 per Orang, Ini Tanggapan Pengusaha

Sementara itu terkait dengan vaksin berbayar dengan program vaksinasi gotong royong (dari Kimia Farma), anak buah Jokowi itu menyebut mekanismenya tetap dilakukan melalui perusahaan.

Perusahaan, lanjut dia, yang akan menanggung seluruh biaya vaksin berbayar bagi karyawannya.

“Sehingga dengan demikian mekanisme untuk seluruh vaksin, baik itu yang gotong royong (dari Kimia Farma) maupun yang sekarang mekanisme sudah berjalan digratiskan oleh pemerintah,” kata Pramono Anung.

Baca Juga: Vaksin Berbayar Kimia Farma Bikin Gaduh, Ini Penjelasan Menkes Budi

“Presiden (Jokowi) menetapkan, tidak ada vaksin berbayar, semua vaksinasi gratis untuk rakyat. Sejak awal kebijakannya begitu,” cuit Menkopolhukam Mahfud MD melalui akun Twitter pribadinya @mohmahfudmd, Sabtu, 17 Juli 2021, dikutip Jurnal Soreang.

“Semula ide vaksin berbayar muncul karena ledakan Covid-19 varian Delta,” sambungnya.

“Pemerintah menggencarkan vaksinasi, vaksin ada tapi tenaga vaksinator tidak cukup. Terjadi antrean rakyat,” tulis Mahfud MD menambahkan.

Baca Juga: Polemik Vaksin Berbayar di Kimia Farma, DPR: Ini Bukan Soal Kaya atau Miskin, tapi Tanggung Jawab Negara

“Tenaga medis tak cukup. TNI, POLRI, BIN turun tangan melatih vaksinator dan turun ke rakyat. Tapi tetap banyak yang tak terlayani, banyak yang sudah antre tapi tak bs terlayani saking banyaknya,” cuit Mahfud MD melanjutkan.

“Muncul ide dari swasta yang akan membelikan untuk karyawannya dan menyelenggarakan vaksinasi sendiri,” tambah Menkpolhukam itu.

Usai memaparkan persoalan soal masalah vaksinasi, dalam unggahan yang lain Mahfud MD pun kembali menyinggung soal alasan munculnya pilihan vaksin berbayar.

Baca Juga: Nonton Ikatan Cinta Saat Covid-19 Mengganas, Mahfud MD Disebut ‘Ahli Hukum Berhati Nyaman’

“Idenya swasta akan memvaksinasi dan mencetak vaksinator sendiri agar industri dan sektor-sektor esensial bisa bekerja,” cuitnya.

“Pelaksanaannya tidak menggunakan APBN dan vaksin pemerintah. Tapi timbul reaksi penolakan yang keras,” sambung Mahfud MD.

“Menampung aspirasi itu, presiden (Jokowi) melarang program vaksin berbayar,” tulis Mahfud MD di akhir cuitannya.***

Editor: Handri

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler