JURNAL SOREANG-Nusantics terus berinovasi mengembangkan alat uji Covid-19 yang akurat. Salah satunya adalah Bio Saliva yang merupakan alat uji sampel dengan cara berkumur.
Sebagaimana dikutip dari indonesiabaik.id yang diunggah pada Selasa 13 Juli 2021, Biosaliva telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 dengan Nomor KEMENKES RI AKD 10302120673 dan saat ini berada pada tahap limited release untuk penyempurnaan.
Sebagai pelengkap dari produk sebelumnya yaitu mBioCov19, proses pengembangan Bio Saliva melibatkan lebih dari 400 sampel pasien positif Covid-19, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap, dan riset validasi selama 7 bulan.
Sampel yang digunakan dalam proses pengembangan produk seluruhnya berasal dari pasien Indonesia, sehingga memiliki kesesuaian dengan penduduk Indonesia.
Uji validasi pun telah selesai dilakukan bersama-sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), dan Rumah Sakit Dokter Kariadi (RSDK).
Diklaim memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan alat uji yang beredar di pasaran, Bio Farma menyebut Bio Saliva bisa menjawab tantangan kebutuhan testing di daerah yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Baca Juga: Sindir dr. Lois Owen, Denny Darko: Ambulan Covid-19 Bawa Mayat 3 Kali Sehari
Keunggulan Bio Saliva, selain metode sampling yang nyaman, yakni dapat mendeteksi hingga angka CT 40 dan memiliki performance yang sangat baik untuk CT <35 dengan sensitivitas hingga 93.57%.
Sejalan dengan limited release, Bio Farma saat ini tengah melakukan uji post market Bio Saliva di tiga laboratorium yang ditunjuk oleh Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Kementerian Kesehatan RI
Tiga laboratorium yaitu Lab Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Lab Biomedik Lanjut Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, dan Lab Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
Pengecekan dengan menggunakan Bio Saliva itu sendiri baru dapat dilakukan di laboratorium GSI Kuningan dan Cilandak (limited releases) saja sejak 3 Juli 2021.
Untuk ke depannya, akses kepada metoda tes ini akan diperluas ke lebih banyak laboratorium klinis di seluruh Indonesia yang merupakan mitra Bio Farma sebagai BUMN milik pemerintah. ***