Komda KIPI DKI Jakarta Pastikan Vaksin AstraZeneca Aman, Masyarakat Harus Terbuka Penuh Soal Penyakit Bawaan

29 Mei 2021, 22:14 WIB
Ilustrasi Vaksinasi /Kemendikbud/

JURNAL SOREANG - Digunakan sejak akhir Maret 2021 untuk TNI-Polri, Komisi Daerah (Komda) KIPI Provinsi DKI Jakarta memastikan vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca yang mulai diberikan pada masyarakat umum di DKI Jakata bulan ini, aman digunakan.

Ketua Komda KPI DKI Jakarta dr. Ellen Sianipar, Sp. A(K) mengatakan, sejak dilangsungkannya program vaksinasi nasional COVID-19, berbagai upaya kehati-hatian senantiasa dilakukan pemerintah untuk memastikan keamanan dan khasiat seluruh vaksin yang akan digunakan.

“Awalnya diperuntukkan bagi TNI-Polri. Untuk masyarakat umum, memang baru digunakan pada Mei 2021,” tutur Ellen dalam rilis yang dikirimkan KPCPEN, Sabtu 29 Mei 2021.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Terima Kunjungan Kerja DPRD, Program OPOP Jabar Akan Diadopsi

Terkait kejadian KIPI serius yang diduga terkait vaksin AstraZeneca baru-baru ini, Ellen memastikan bahwa pihaknya telah mengonfirmasi bahwa tidak ada kaitan langsung dengan vaksin tersebut.

Ellen menambahkan, Komda KIPI akan melakukan investigasi setiap ditemukan adanya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

“Artinya, mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, termasuk rekam medis kesehatan pasien jika sampai dirawat. Kemudian data ini akan kita bahas dan kaji bersama. Setiap pelaporan akan segera kita tindaklanjuti. Untuk pelaporan KIPI yang serius, kita harapkan dalam 1-2 hari prosesnya langsung kita lakukan,” kata Ellen.

Baca Juga: Link Streaming Final Liga Champions 2021 Man City vs Chelsea, Gratis Live SCTV

Ellen menegakan bahwa hingga saat ini, masyarakat di Jakarta masih percaya untuk menerima vaksinasi AstraZeneca.

“Terlebih kami di DKI Jakarta juga telah ditunjang oleh fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang memadai dan dapat bergerak cepat mengumpulkan data sebanyak-banyaknya, sebelum kami kaji dan hasilnya kami umumkan,” ungkap Ellen.

Terkait dengan lansia, pelaksana vaksinasi berusaha memberikan rambu-rambu dan memperketat proses skrining dalam mengidentifikasi riwayat kesehatan mereka sebelum
menerima vaksinasi.

Baca Juga: Diduga Pelaku Tabrak Lari, Supir Angkot Menjadi Bulan-bulanan Massa di Baleendah Kabupaten Bandung

“Jika di lapangan ditemukan keadaan yang mencurigakan terkait dengan kondisi kesehatan lansia tersebut, akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter
spesialis penyakit dalam untuk kemudian menentukan apakah lansia yang bersangkutan layak divaksinasi atau tidak,” ujar Ellen.

Ellen juga menceritakan bahwa untuk gejala dan efek samping dari vaksin AstraZeneca hingga saat ini tidak ada yang ekstrim.

“Hampir sama dengan yang lain sebenarnya, seperti demam atau menggigil, tapi kemudian akan hilang dengan sendirinya dalam 1-2 hari. KIPI serius yang ditemukan tidak banyak, kurang dari 1%. Kecil sekali sebetulnya dibandingkan dengan yang menerima vaksin,” ujarnya.

Baca Juga: Kerjasama TPPAS Legok Nangka Berlanjut, Pemda Provinsi Jawa Barat Teken Perjanjian dengan Enam Kota/Kabupaten

Ellen juga mengakui bahwa memang benar ada ditemukan KIPI yang serius.

“Namun setelah dikaji lebih jauh, banyak yang bersifat kebetulan. Jadi tidak berhubungan dengan vaksin, tetapi oleh karena penyakit lain yang memang sudah diderita sebelumnya. Ada reaksi anafilaktik yang terjadi yang memang betul berhubungan dengan vaksinasi. Namun dapat cepat tertangani karena biasanya terjadi dalam waktu observasi 30 menit setelah divaksinasi,” kata Ellen menjelaskan.

Menurut Ellen, hal ini dapat terjadi karena memang ada beberapa pasien yang tidak terbuka sepenuhnya tentang kondisi kesehatan mereka saat dilakukan skrining sebelum divaksinasi.

Baca Juga: Viral! Personil Super Junior Gunakan Batik Rancangan Ridwan Kamil, Hasil Diplomasi Budaya Jawa Barat

Hal itu diakui Ellen, tak lepas dari banyaknya masyarakat yang terlalu bersemangat untuk menerima vaksinasi, sehingga tidak mau sampai ditolak untuk divaksinasi karena kondisi kesehatannya kurang layak.

Ellen berharap masyarakat lebih terbuka atau lebih jujur dalam menyampaikan kondisi kesehatan. Jika ragu memiliki komorbid atau tidak, sebaiknya diperiksa atau kontrol
terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui apakah boleh menerima vaksinasi atau tidak.

Ellen menghimbau masyarakat untuk tidak memilih-milih vaksin. “Pokoknya, apapun vaksin yang tersedia di depan kita, itu yang kita terima, sama saja. AstraZeneca sudah banyak dipakai di seluruh dunia. KIPI-nya juga kecil, tidak banyak, tapi, itu memang dibesar-besarkan oleh orang sehingga membuat ragu. Harapan saya, masyarakat tidak usah ragu untuk divaksinasi. Lebih berbahaya dan mengkhawatirkan jika terkena COVID-19. Mari kita lindungi diri kita, keluarga kita, dengan melakukan vaksinasi. AstraZeneca aman kok,” ujar Ellen.

Baca Juga: Pemda Provinsi Jawa Barat Raih WTP Kesepuluh Kalinya, Kecuali Kabupaten Indramayu dan KBB

Di sisi lain, Ellen mengingatkan kembali bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) tidak seseram seperti yang dibayangkan. Tidak usah takut dengan KIPI, lebih takut
kepada penyakitnya. Jadi, mari kita lindungi diri kita, keluarga kita, dan sekitar kita dengan melakukan vaksinasi,” ujarnya.***

Editor: Handri

Tags

Terkini

Terpopuler