Impor Pangan Meningkat Tajam dan Produksi Perikanan Terganggu, PKS Minta Pemerintah Waspada

21 April 2021, 13:24 WIB
Ilustrasi Impor Pangan, kenaikan impor pangan yang dilakukan pemerintah naik drastis. /Pixabay/PublicDomainPictures

 

JURNAL SOREANG- Anggota FPKS DPR RI, Komisi IV, Andi Akmal Pasluddin meminta pemerintah meningkatkan kewaspadaannya terhadap stabilisasi pangan bukan saja terhadap ketersediaan di pasaran. Meski kondisi pasar terlihat baik-baik saja, akan tetapi ia melihat banyak rakyat pelaku produksi perikanan mengalami gangguan terhadap stabilitas ekonominya.

"Saya memperhatikan dan juga banyak mendapat laporan terkait peningkatan impor pangan di awal kuartal tahun ini. Komoditas strategis pangan hampir semua mengalami kenaikan impor, mulai dari medium hingga signifikan, seperti garam, gula, kedelai, jagung dan bawang putih," kata Akmal dalam pernyataannya, Rabu, 21 April 2021.

Ditambah lagi untuk komoditas perikanan pada Pertengahan Maret 2021, harga meningkat antara 14% hingga 25%. "Keadaan ini dapat dipastikan ada sebagian masyarakat yang mengalami gangguan, baik pelaku produksi maupun konsumsi," tuturAkmal.

Politisi asal Sulawesi Selatan II ini ketika mendapat laporan sejumlah nelayan di dapilnya mengatakan sudah beberapa pekan ini terjadi kelangkaan ikan tertentu seperti ikan kembung, ikan cakalang, ikan kuwe dan ikan baby tuna. "Situasi di lapangan, Laut menguji para nelayan untuk bersabar disebabkan betapa sulitnya mendapatkan jenis ikan tertentu,"  jelas Akmal.

Berkaitan dengan komoditas pangan lain dari sektor kelautan adalah garam yang semakin hari, impornya semakin tinggi,  Akmal mengingatkan bahwa kuartal awal tahun ini di banding kuartal tahun lalu terlah terjadi kenaikan sebesar 54,02%.

Baca Juga: Anggota DPR Kritisi Rencana Impor 3,7 Juta Ton Garam, Potensi Laut Belum Tergali Optimal

Baca Juga: Jeruk Impor Membanjiri Tanah Air, Anggota DPR Minta Pemerintah Segera Hentikan Impor Jeruk

"Polemik Impor garam ini tidak ada trobosan yang signifikan baik dari sisi industrialisasi maupun dari sisi pembinaan produksi garam rakyat. Inilah penyebab utama impor garam tidak berujung penyelesaiannya. Polemik masih seputar garam industri dan garam Konsumsi," katanya.

Begitu juga Gula, tambah Akmal, persoalannya lebih kompleks dibandingkan dengan garam. Saat ini, kenaikan impor gula sangat signifikan yakni 1,93 juta ton atau naik 42,96% dibandingkan dengan periode Januari-Maret 2020. Kuartal awal tahun lalu, impor  gula tercatat sebanyak 1,34 juta ton.

"Persoalan Gula lebih rumit lagi dari garam. Selain kelembagaan, Lahan, Sarana prasarana produksi hingga tata niaga, semua memiliki kerumitan tersendiri," katanya.

Baca Juga: Fraksi PKS DPR Minta Pemerintah Bersikap Tegas Hentikan Impor Jahe

Baca Juga: Polemik Impor Beras di Indonesia, Bulog: Stok Kita Saat Ini 1 Juta Ton

Perlu ada evaluasi mendalam setiap komoditas pangan agar terjadi kemajuan bertahap tapi pasti. Saat ini semua serba tidak pasti pada tata kelola pangan nasional ini.

"Untuk itu, saya minta pemerintah selalu meningkatkan kewaspadaan dari waktu ke waktu pada persoalan pangan ini. Karena kedepannya, Negara yang unggul adalah yang tahan terhadap kebutuhan pangan, energi, kesehatan dan Teknologi Informasi", tutup Andi Akmal Pasluddin.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler