JURNAL SOREANG - Bersyukur kepada Allah SWT karena kita masih diberi kehidupan dan dapat memasuki bulan Ramadhan.
Syukur berupa ibadah puasa, tidak hanya dibalas oleh Allah SWT dengan ampunan dosa, pahala dan kebahagiaan, tetapi juga akan bertemu dengan Allah SWT, demikian juga ibadah lain yang pahalanya dilipatgandakan.
Bersyukur kepada Allah karena kita masih diberi kesehatan. Ada banyak orang yang terbaring sakit di rumah sakit atau di rumahnya. Tak bisa berpuasa karena sakit.
Kesehatan adalah nikmat yang sering dilupakan sehingga Rasulullah SAW mengingatkan khusus dalam sabdanya "ada dua nikmat yang sering dilupakan yaitu kesehatan dan waktu luang".
Bersyukur kepada Allah karena kita masih diberi keimanan yang membuat kita memasuki Ramadhan dengan penuh kebahagiaan. Bahagia karena melaksanakan perintah puasa dan ibadah lainnya.
Untuk itu kita selalu diingatkan Allah SWT sesauai firmannya : "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku" (Q.S. Al Baqarah : 152).
Baca Juga: Selalu Bersyukur! Berikut 5 Kebiasaan yang Mengubah kehidupan Lebih Baik, Hindari Jebakan Rutinitas
Salah satu cara untuk mengingat Allah SWT yaitu menjalankan shalat. "... dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku" (Q.S. Thaha : 14).
Selanjutnya wujud syukur nikmat yaitu menjaga dan memanfaatkan nikmat tersebut sesuai tujuannya. Syukur adalah ungkapan rasa terima kasih dan pengakuan atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Dalam Islam, syukur sangat ditekankan sebagai bentuk ibadah dan kesadaran akan kebesaran Allah SWT. Syukur juga dianggap sebagai kunci kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.
Karena dengan bersyukur seseorang dapat memperoleh kepuasan dan rasa bahagia yang mendalam atas segala nikmat yang diberikan. Dalam kehidupan sehari-hari, bersyukur dapat ditunjukkan dengan mengucapkan kata-kata terima kasih, berdoa, atau menggunakan nikmat yang diberikan dengan sebaik-baiknya.
Sikap bersyukur di bulan Ramadhan dapat tercermin pada seseorang mampu menghargai apa yang dimilikinya saat ini, baik itu dalam bentuk materi maupun non-materi.
Dengan menghargai apa yang dimiliki, seseorang akan merasa lebih kaya dan merasa lebih bahagia dengan keadaannya. Sikap lainnya bersyukur tidak akan terus-menerus mengeluh atau meratapi nasibnya.
Sebaliknya, ia akan terus berusaha mencapai apa yang diinginkannya dengan penuh semangat dan tekad yang kuat.
Perhatikanlah ketika Ramadhan ini diisi dengan bersyukur, manfaatnya kita senantiasa merasakan ketenangan , barokah dan perlindungan Allah SWT sesuai dengan firmannya : ” Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. ” (QS. Al Baqarah: 185).
Ketika menafsirkan tentang syukur pada ayat 185 dari surat Al Baqarah, Ibnu Katsir berkata, “Jika kalian telah melakukan perintah yang wajib, meninggalkan keharaman, dan menjaga batasan-batasan Allah, maka kalian seperti itu disebut . Allah SWT berfirman “Jika kalian mau bersyukur, maka Aku sungguh akan menambah nikmat bagi kalian.” (QS. Ibrahim: 7)
Penulis, Mantan pekerja bank BRI dan alumni Tahassush Kulliyatil Muballighin Assyakur Angkatan 31/2023