Upacara Rebo Wekasan: Memperingati Hari Rabu Terakhir dengan Selamatan Tradisional di Desa Wonokromo

- 12 September 2023, 19:58 WIB
Upacara Rebo Wekasan: Memperingati Hari Rabu Terakhir dengan Selamatan Tradisional di Desa Wonokromo
Upacara Rebo Wekasan: Memperingati Hari Rabu Terakhir dengan Selamatan Tradisional di Desa Wonokromo /

JURNAL SOREANG - Desa Wonokromo, Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Plered, Kabupaten Bantul memiliki sebuah upacara tradisional yang unik dan bersejarah yang dikenal sebagai "Rebo Wekasan." Kata "Rebo" dalam bahasa Jawa berarti hari Rabu, sedangkan "Wekasan" berasal dari kata "wekas" yang berarti akhir, dan akhiran "an" menjadikannya sebuah kata benda, yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai "hari Rabu terakhir." Upacara ini diselenggarakan pada hari Rabu terakhir dalam bulan Safar dan memainkan peran penting dalam budaya dan kepercayaan masyarakat Desa Wonokromo.

Upacara Rebo Wekasan terdiri dari dua tahap penting yang dilakukan oleh penduduk desa:

Tahap Pertama: Selamatan di Tempuran

Pada tahap pertama, upacara ini dimulai pada pukul 20.00 di tempat yang disebut "tempuran," yaitu pertemuan antara Sungai Opak dan Sungai Gajah Wong. Selain pelaksanaan upacara selamatan, para hadirin juga mandi di tempuran sebagai bagian dari ritual.

Baca Juga: Resmi Dirilis KPU, Berikut DCS DPRD Dapil Bandung 6 untuk Pemilu 2024, Cek Nama Calegnya

Sajian yang dipersiapkan meliputi berbagai jenis nasi, seperti nasi hitam, nasi kuning, dan nasi merah, serta kembang telon.

Sajen lainnya yang disiapkan mencakup sekul suci bumbu lembaran, ingkung ayam, lalapan, sekar kenyah, uang seratus, tukon pasar, jenang abang, jenang putih, jenang abang putih, jenang baro-baro, serta nasi golong dengan lauk pauknya. Bahkan, seekor ayam jago yang masih hidup juga menjadi bagian dari persiapan.

Tahap Kedua: Upacara di Gunung Permoni

Pada tahap kedua, upacara berlanjut di Gunung Permoni, yang terletak di sebelah selatan Desa Wonokromo.

Baca Juga: Presiden Jokowi Serahkan Bantuan Pangan Beras ke KPM di Cilegon, Banten, Berapa Jumlahnya?

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, batu yang ada di sana merupakan tempat pertemuan antara Sultan Agung dengan Nyai Roro Kidul, sehingga dianggap keramat dan tempat yang cocok untuk nenepi. Tempat lain yang juga dianggap keramat adalah Guwa Siluman, yang dipercaya dapat memberikan berkah kepada penduduk.

Sajen yang dipersiapkan untuk upacara di Gunung Permoni mencakup nasi ambengan dengan lauk pauk beragam, seperti peyek, tempe, kerupuk, telur dadar, sayur lombok, dan sayur kluwih dengan kacang panjang.

Selain itu, kembang telon yang terdiri dari berbagai jenis bunga juga menjadi bagian penting dari sajen, begitu pula dengan menyan obong (dupa).

Maksud dari upacara ini adalah untuk mengingatkan anak cucu tentang musibah penyakit yang terjadi pada masa silam yang tidak bisa dihindari. 

Baca Juga: RAMALAN SHIO BESOK 13 September 2023! Babi, Ayam, dan Anjing Jadikan Kesejahteraan Sebagai Prioritas Utama

Dengan mengadakan selamatan-selamatan dan melakukan nenepi di tempat-tempat yang dianggap keramat pada hari Rebo Wekasan, masyarakat berharap untuk keselamatan dan berhasil mencapai segala cita-cita mereka.

Salah satu makanan khas yang tidak boleh terlewatkan selama upacara Rebo Wekasan adalah lemper, yang banyak dijajakan oleh penjual di sekitar lokasi upacara.

Upacara Rebo Wekasan di Desa Wonokromo tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi masyarakat setempat tetapi juga menjadi pengingat akan koneksi mereka dengan sejarah dan spiritualitas yang mendalam. Dengan merayakannya, mereka melestarikan warisan leluhur mereka dan menjaga tradisi ini tetap hidup dalam generasi mendatang.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: Budaya.Jogjaprov.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah