Lebih lanjut di usia 28 tahun, menurut mbha Moen seseorang dinjaurkan menikah, sebagai batas ideal maksimal melajang.
"Pitu peng pat wolulikur, kapan wolu likur kudu rabi, wong kok wolulikur durung rabi , iku jenenge ketuan," lanjut Mbah Moen.
(Tujuh kali empat dua puluh delapan, di usia tersebut harusnya sudah menikah, kalo belum itu berarti terlalu tua).
Masih berlanjut pada uur dengna kelipatan tujuh berikutnya, yaitu usia 32.
Saat memasuki usia tersebut menurut Mbah Moen seseorang seharusnya telah memiliki bidang pekerjaan tetapnya.
"Iku Allah gawe koyo ngono, Saiki wes umur wolulikur tambah pitu telung puluh limo, kudu nduwe penggawean, ono wong telung puluh limo urung duwe penggawean kok ora pateo iso nyambut gae," lanjut Mbah Moen.
(Itu Allah menciptakan demikian, sekarang umur dua puluh delapan tambah tujuh, tiga puluh lima, haris sudah memiliki pekerjaan, jika masih belum maka terlihat orang tersebut tdiak pandai bekerja).